"Oke, sekarang kita bahas poin-poin yang menjadi aturan dalam pernikahan kita. Pertama, aku akan membacakan beberapa aturan yang akan aku usulkan," Xiao Long berbicara lagi setelah mereka berdua berada di sebuah restoran di sebelah rumah sakit. Qiao Xin juga tampak diam, duduk dengan tangan disilangkan di depan dada. "Pertama-tama, tetap setia pada tujuan kita. Yang aku maksud dengan itu adalah kita berdua tidak boleh jatuh cinta. Baik aku maupun kamu. Jatuh cinta akan melanggar kontrak kita. Kedua, tidak ada kontak fisik, tidak ada bulan madu atau semacamnya. Interaksi fisik kami hanya akan mencakup berpegangan tangan, berpelukan, dan bahkan itu sebisa mungkin harus dihindari. Kita hanya melakukannya untuk menyembunyikan pernikahan kontrak kita di depan Kakek. Mungkin juga termasuk sesuatu untuk buat mereka percaya bahwa kita benar-benar pasangan yang saling mencintai. Ketiga, selama pernikahan ini, pertahankan kesetiaan yang tak tergoyahkan seperti yang dilakukan pasangan normal."
"Maksud kamu apa?" Qiao Xin bertanya, agak bingung.
"Dengar, kita mungkin mengira aku pria kolot atau apalah. Namun, bagiku pernikahan adalah sesuatu yang sangat penting. Aku tidak ingin menodai pernikahan ini meski hanya kontrak. Jadi apa pun yang terjadi, asalkan karena kita berada dalam pernikahan kontrak ini, tak seorang pun dari kita dapat menjalin hubungan di luar nikah. Tidak ada yang namanya perselingkuhan, tidak ada yang namanya main di belakang. Kita harus menjunjung tinggi kesucian pernikahan kita sama masa berlaku kontrak kita berakhir, dan kita benar-benar telah berpisah."
"Oke, baiklah, itu masuk akal."
"Aku akan memberi kamu tunjangan bulanan karena kamu dan orang tuamu juga menjadi tanggung jawabku semua ada dalam surat ini, jadi aku rasa tidak ada yang harus dan tidak harus dikecualikan dengan baik dan benar, dan kamu tidak bisa menolak apa pun, sebab ini adalah prinsip, kita harus melakukannya dengan jaminan untung sama untung."
Qiao Xin menatap melotot pada berapa banyak rangkaian kondisi di selembar kertas. Dan dia tidak tahu sama sekali, sejak kapan pria di depannya ini menuliskan begitu banyak klausa tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan dengan begitu rinci.
"Aku tidak setuju dengan klausa keenam puluh, Tuan Muda Han!"
"Kenapa? Apa itu tidak masuk akal sama sekali?"
"Aku butuh kamar mandi. Jadi bagaimana kamu bisa menyuruhku menggunakan kamar mandi lain?"
"Aku tidak terbiasa berbagi kamar mandi dengan orang lain. Bahkan, aku tidak terbiasa berbagi kamar dengan orang lain."
"Oke, aku setuju. Tapi jika keluargamu tahu dan curiga karena ini, jangan salahkan aku."
"Baiklah, hapus yang itu. Kamu bisa mandi di kamar mandiku dalam kondisi tertentu!"
Qiao Xin sepertinya mendengus, dan dia tidak menyangka Xiao Long akan sedetail ini sekarang.
"Klausa kesembilan puluh, mengapa kamu tidak membiarkan aku meletakkan pakaianku di lemarimu? Di mana aku akan meletakkan pakaianku, Tuan Muda Han!?" Qiao Xin memprotes.
"Kamu bisa memasukkan pakaianmu ke dalam koper, kurasa tidak ada masalah tentang itu. Pokoknya, jangan biarkan satu barang pun keluar dari koper dan masuk ke kamarku. Apa pun itu! Aku benar-benar tidak sudi jika lemariku harus dibagi denganmu sama sekali."
Qiao Xin tampak menggelengkan kepalanya, dan dia sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan Xiao Long yang seperti manusia. Manusia yang bahkan mungkin meminum ludahnya lagi karena terlalu menghitung.