Chereads / Bestiarum Vocabulum / Chapter 1 - Griffin

Bestiarum Vocabulum

geralt_rivia
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 3.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Griffin

Mencatat pemburuan Griffin yang kemudian dijinakkan, aku pergi menuju perbatasan Kekaisaran lama, lebih tepatnya antara pegunungan Domavant pada 250, E 5, seperti yang tertera pada catatan kalender.

Pegunungan Domavant adalah sistem pegunungan tertinggi dan terluas yang seluruhnya terletak di Kekaisaran Lama. Aku tidak mengetahui banyak, tapi beberapa mengatakan bahwa Domavant memiliki tempat yang istimewa dalam mitologi ataupun cerita-cerita rakyat. Hal ini mungkin saja dikarenakan pegunungan ini merupakan satu dari sedikit lokasi dimana Griffin ditemukan.

Di dalam ruangan ini, para bangsawan dari Kekaisaran Lama saling bertukar cerita, mengatakan bahwa Griffin merupakan tunggangan yang tidak dapat tercemar dari pengaruh Khaos yang merusak. Bahkan dalam musim panas dengan matahari yang tidak pernah tertutup awan, kami dipaksa untuk memakai zirah besi yang tebal. Di dalam kabin kapal tebang, Domovant yang megah mulai tampak dari jendela yang sengaja aku buka.

Saat kapal terbang ini mendarat di antara dua buah batu, aku telah mengenakan jimat pelindung yang diberkati dan membawa petak-petak alat catatan yang kokoh, tetapi hawa panas yang berbahaya ini mengkhawatirkanku. Mataku berair, tubuhku berkeringat, dan aku kesulitan bernafas dikarenakan pelindung kepala yang terlalu ketat. Aku seringkali untuk mengingat detail dari ringkasan dan bukti lisan yang telah disiapkan pada saat perjalanan, dan dengan cepat menurunkan diriku, bergetar ketika diantara udara panas dan angin dingin yang mulai bersikulasi di bawah pelindung kepala baja.

Para bangsawan, yang disiagakan untuk kedatangan salah satu binatang buas yang luar biasa, berdiri dan memintaku untuk menjauh. Tiang-tiang umpan yang berisi daging domba dan usus sapi kemudian terpasang dalam satu perintah. Mereka mengatakan bahwa tiang ini merupakan perangkat, tapi kata perangkap terdengar lebih masuk akal karena karena benda itu tampak seperti jaring dari rantai baja tebal. Aku dapat mencium aroma daging segar yang pekat meskipun pelindung kepala baja ini terpasang dengan erat. Magos yang bersama kami sejak dari tadi mengatakan bahwa dia telah memberi ramuan khusus, hal ini dilakukan untuk memikat Griffin. Aku mengangguk lau mundur bersamanya sejauh mungkin hingga dia memanggilku.

"Kemarilah," dia memanggil, duduk di atas batu kecil dan tidak memakai pakaian pelindung, melainkan jubah yang biasa aku temukan di Academia. "Duduklah, kita akan menunggu cukup lama."

"Berapa lama?" aku tidak mengetahui apakah dia adalah Magos dari Chamber Magibiologos atau Ethologia, karena aku tidak pernah melihatnya sama sekali.

"Cukup lama," jawabnya. "Mungkin 3 atau 4 jam, dan yang paling buruk memerlukan waktu 15 hari."

Aku mengangguk pelan. Cukup lama untuk menyelesaikan sketsa dan memberikan gambaran kasar. "Aku tidak pernah melihatmu di Academia sebelumnya." mulutku berkata tanpa sadar.

"Benarkah," Magos didepanku kemudian membuka tudungnya, memerlihatkan wajahnya dengan jelas. "Bagaimana dengan sekarang?"

Aku menggeleng pelan. "Tidak, tidak pernah sama sekali."

Dia tampak sedikit kecewa. Seperti yang telah aku kira, sebagian dari kekecewaannya berasal dari keterkejutan atas ketidaktahuanku, keterkejutan bahwa dia tidak dikenal, bahkan olehku.

"Hei, hei," katanya dengan senyuman yang hangat. "Aku tidak tahu namamu."

"Ludwig," kataku, mengulurkan tanganku. "Ludwig Preisner."

"Tidak perlu terlalu kaku. Mereka memanggilku Konrad." Dia tertawa kemudian kecil. "Tenanglah, aku hanya diminta oleh Heinrich. Tidak lebih."

"Kau mengenal Penyihir Tertinggi Heinrich?"

Magos itu mengangguk pelan. "Kurang lebih."

Berapa usia penyihir muda ini sesungguhnya? Sangat sulit untuk membayangkan jika dia memiliki semacam koneksi dengan Penyihir Tertinggi Heinrich. Aku mengakui jika wajahnya terlihat sangat muda diantara Magos-Magos lain yang pernah kutemui dan sangat tidak mungkin jika dia berusia lebih dari tiga puluh tahun. Satu-satunya hal yang tidak kuketahui adalah mengapa Penyihir Tertinggi Heinrich meminta bantuan Magos muda seperti dirinya.

"Berapa umurmu sebenarnya, Magos Konrad. Itu hanya untuk catatan dan tidak lebih."

Penyihir muda itu mengangguk pelan, dia tampaknya tidak marah ketika aku mengajukan pertanyaan yang tampak tidak penting.

"Aku belum menjadi Magos," dia tertawa lalu tersenyum kecil. "Entahlah, Aku tidak mengingat dengan jelas."Perangkap berderu menendang angin dingin di depan kami. Lima Griffin, dengan tiga lagi mengintai di langit yang jauh. Aku mundur beberapa langkah, berusaha untuk merapikan alat catatan dan penyihir muda itu bergerak dari tempat kami duduk. Konrad berteriak kepada kru kapal yang bersiaga, untuk membawakan dupa penenang ketika rantai yang tebal menahan mahluk itu meronta.

Dari pelindung yang ketat ini aku dapat mendengar jika penyihir muda Konrad berteriak dan menyumpah untuk apa yang terjadi. Ekspedisi ini merupakan simbolisme dari bangsawan Kekaisaran lama yang mecakup Kekaisaran sendiri, Kerajaan Franka, Persekutuan Kiev, dan Tsardom Russlan. Aku tidak dapat membantu banyak dan berharap agar mereka semua dapat selamat.

Mahluk itu adalah Griffin, sangat agung dan indah dengan bertubuh singa tetapi bersayap dan memiliki kepala elang. Layaknya seekorsinga yang perkasa mahluk ini merupakan 'raja dari hewan buas' dan sebagai burung elang, dia menjadi 'penguasa di udara'.

Terdapat catatan dari Pliny yang Tua mengatakan bahwa Griffin merupakan mahluk hibrida yang diciptakan oleh dahulu sekali sebagai tunggangan ketika invasi Khaos terjadi seribu delapan ratus tahun yang lalu. Entahlah, aku tidak cukup yakin dengan itu krena hanya trdapat sedikit sekali catatan, Meskipun demikian, terdapat salah satu poin penting yang tercatat 'sebagai mahluk yang diciptakan dengan alasan yang agung pula, Grifith (Griffin dalam dialek baru) memiliki harapan hidup sekitar lima puluh hingga seratus puluh tahun, dan seringkali menjadi warisan seorang ksatria kepada penerusnya."

Terdapat sesuatu yang aku pelajari ketika mencatat perburuan Griffin ini, bahwa mereka memiliki pola makan utama berupa ibex—kambing gunung—ataupun unggas kecil, hal ini didasari bahwa salah satu pemburu yang cukup berpengalaman.

Mahluk ini—Griffin—adalah mahluk teritorial yang melindungi wilayahnya dari ancaman, terutama dari energi Khaos yang menghancurkan. Untuk alasan itulah, Penyihir Muda Konrad membawa berbagai Ramuan penenang dan tidak menggunakan sihir jenis apapun. Aku akui, mahluk ini cukup cerdas untuk menghindari jaring rantai, tetapi tidak cukup cerdas untuk menghindari semua jebakan yang kami pasang.

Seseorang harus mengingat bahwa Griffin adalah mahluk yang sombong dan keras kepala, bersikap tidak sopan dan selalu bertindak dengan kekerasan untuk seseorang yang belum diakuinya. Karena alasan itulah, kami—para pemburu—mengenakkan pakaian pelindung berat untuk menghindari kematian, terutama dari cakarnya yang dapat menghancurkan tiang-tiang kayu dalam satu hempasan.

Terdapat peristiwa yang mengejutkan bagiku, ketika salah satu dari pemburu membuka pelindung kepala miliknya dan berjalan dengan perlahan, mendekati Griffin yang meronta. Tentu saja kami melarangnya, tetapi pemburu atau bangsawan yang bodoh ini bersikeras. Apa yang lebih mengejutkan? Ketika bangsawan yang bodoh ini berada dalam jangkauan serang, Griffin itu kemudian menjadi tenang. Matanya yang penuh amarah kini terlihat damai. Aku memiliki banyak teori untuk hal ini, salah satuya adalah mereka menghargai keberanian dan kejujuran, mungkin saja kemurian hati memainkan peran dalam hal ini. Bangsawan itu kemudian menunduk pelan, memberikan kehormatan yang seharusnya diberikan kepada penguasa-penguasa tanah utara. Aku dan yang lain hanya dapat berdiri diam, dan secara tiba-tiba Penyihir Muda Konrad menepuk pundakku.

"Selesaikan sketsamu dengan cepat. Ini adalah pemandangan yang sangat langka."

Aku mengangguk pelan. Tentu saja ini adalah pemandangan yang langka. Griffin itu kemudian mendekati bangsawan yang menunduk. Tampaknya mereka berdua telah memberikan semacam penghormatan satu sama lain. Mungkinkah ini adalah alasan mengapa Griffin merupakan tunggangan yang tidak pernah tercemar oleh kekuatan Khaos yang merusak? Aku tidak tahu dan studi lebih lanjut diperlukan untuk itu.

"Apa yang terjadi selanjutnya?" tanyaku, menoleh dan menghadap penyihir Muda Konrad.

"Sudah selesai," jawabnya dengan singkat. Sangat singkat menurutku.

"Maksudmu adalah?

"Entahlah," dia menggeleng pelan. "Aku juga tidak tahu." Dia kemudian menambahkan. "Perburuan Griffin merupakan pengadilan dari kemurnian para Ksatria muda."

"Lalu?" aku berusaha untuk mencari lebih tahu, mencoba memberi lebih banyak referensi pada karya tulis ini.

"Ketika salah satu Griffin telah menyerahkan diri, perburuan ini biasanya berakhir." Dia berhenti sejenak. "Griffin lainnya akan segera mengikuti, mencari hati Ksatria muda yang mulia dan gagah berani."

"Dan jika tidak ditemukan?"

"Mereka akan pergi."

Malam harinya, aku menemui penyihir muda Konrad, dia sedang berbaring di atas dek dan meliha ke arah bintang-bitang ketika kapal terbang ini membawa kami menuju ibukota. Dia menawarkan beberapa botol anggur yang yang ternyata cukup kuat. Terdapat beberapa pertanyaan dariku mengapa seseorang yang muda seperti dirinya dapat menjadi penasihan dalam ekspesisi yang cukup berbahaya seperti in. Dia tidak menjawab itu, hanya tersenyum kecil dan mengatakan bahwa setiap manusia memiliki rahasia. Aku mengangguk pelan dan minum beberapa teguk anggur ini. Demi Tuhan, minuman ini lebih kuat dari yang aku kira. Penyihir muda Konrad mulai menarik lenganku, dia terlihat setengah sadar dan akhirnya menjawab pertanyaanku dengan keadaan mabuk sambil mengibaskan bajunya.

"Beberapa dari para Magos yang cukup tua memiliki rahasia atau kebohongan yang gelap," katanya dengan pelan. Dia melanjutkan setelah menatap bintang cukup lama. "Dan tentu saja Griffin selalu menghindari siapapun yang memiliki hati yang gelap."

Aku paham, sihir dan Khaos adalah sesuatu yang satu, mereka selalu berada dalam kebenaran dunia yang suram. Dengan mengetahui lebih banyak kebenaran maka lebih banyak kegelapan yang terkumpul. Untuk menghindari perburuan menjadi sia-sia,—dalam hal ini Griffin—Academia mengutus seorang penyihir muda yang tidak berpengalaman adalah hal yang terdengar masuk akal.

"Hei, Tuan Preisner," katanya dengan pelan. Aku menunggu cukup lama untuk memperhatikan bahwa penyihir muda ini sudah tertidur. Beberapa kru kapal tampak tidak peduli dan mereka memanggilku untuk membawanya menuju kabin penumpang. Aku ingin menolak tetapi untuk meninggalkan rekan sesama Academia adalah perbuatan yang buruk. Jadi aku aku membawanya di punggungku dan memberikan beberapa botol kepada kru kapal.

Untuk sesaat aku merasakan sesuatu yang aneh dan mendengar Penyihir Muda ini mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih, Tuan Preisner. Kau memiliki hati yang baik."

Aku tidak membalas, hanya mengangguk dan berharap agar dia tidak menjadi Magos yang bertanggungjawab.