SMA Negeri Kota X
Keesokan harinya
Kabar tentang kepindahan ketua OSIS menyebar dengan cepat sampai ujung sekolah. Bahkan, para penjaga pun ikut tahu karena beritanya menjadi nomor satu.
Di lorong depan ruang kepala tampak sulung Geonandes yang sedang jalan, baru saja menyelesaikan urusan setelah kemarin sempat berbincang pula.
Ia menatap ke sekitar dengan perasaan gamang, berpikir akan sangat merindukan suasana berisik dan keramaian sekolahnya. Belum lagi dengan kehadiran dua sepupunya, yang seharusnya bisa dihabiskan bersama selama dua tahun di sini.
Namun, ia melakukan ini bukan hanya karena keinginan atau gaya semata, melainkan untuk masa depannya yang lebih cerah dibandingkan saat ini.
Sampai di depan kelas, Evin mengetuk pintu dan membungkuk sambil meminta maaf karena telat masuk kepada sang guru—wali kelas, yang justru menggeleng dengan senyum sedih karena tahu tidak lama lagi berpisah dengan murid favorit.
"Masuklah, Evin."