Restoran, Kota X.
Tidak butuh waktu lama untuk Ghava membawa sang pujaan ke sebuah restoran, yang sebelumnya sudah lebih dulu dicari mengenai seluk beluknya.
Ia percaya diri dan bisa lebih lega lagi, meski sebelumnya sempat dibuat kesal karena melihat si wanita dekat dengan seorang dokter.
Bukan apa, dokter yang diperkenalkan bernama Faizal memiliki wajah rupawan dan sesama dokter sebagai profesi. Pasti keduanya sering bertemu, lalu akrab dan sebagainya.
Jika memikirkan ini, rasanya sangat sukar untuk diabaikan kenyataan jika bisa saja menimbulkan percikan di antara keduanya.
Lalu, bagaimana dengan dirinya yang jarang bertemu? Apakah rasa yang dimilikinya akan berakhir begitu saja?
Kepala menggeleng segera menyingkirkan pikiran buruk tentang kisah cintanya dengan sang dokter.
Ia memfokuskan diri dengan makan siang kali ini, kemudian mempersilakan duduk ketika sampai di meja sesuai pesanannya.