Apartemen Soho
"Karena aku akan mempercepat permainannya."
Ucapan Vian sukses membuat yang mendengar semakin susah menelan saliva, sepertinya Aliysia tidak bisa menghindar ketika ia sendiri sudah memejamkan mata, kala bibirnya dibawa ke dalam tautan tanpa cela.
Dimana kini, pinggangnya direngkuh erat dan itu membuatnya tidak takut jatuh saat kakinya lemas menjadi agar-agar.
Vian sendiri memiringkan wajah kiri-kanan, memejamkan mata dan menikmati ketika gerakan menyenangkan membuat hasratnya kian terbakar, bagaimana gelora kian mencuat menjadi satu dengan gemericik yang menemani bagai lagu latar.
Ia mengusap tengkuk yang ditariknya mendekat, semakin memperdalam cumbuan dengan lullaby terdengar bersahutan dengan deru napas ketika tautan dilepas.
Tatapan saling mengunci, bagaimana bola mata bersitatap dengan hasrat diperlihatkan jelas dan sebagai orang yang tahu arti tatapan itu, Aliysia mengulas senyum sambil mengusap rahang tegas sang suami.
"Vian~, dingin," bisiknya.