Luxury Brooklyn apartemen
Setelah puas menjadikan wajah sebagai korban, saat ini dada dengan gambar tatoo adalah tujuan Aliysia selanjutnya. Ia menusuk-nusuk seperti dulu sebelum berpisah, kemudian menggerakkan jari membentuk sebuah lingkaran abstrak, sambil melihat sang suami dengan wajah menengadah dan menatap sayu.
Ia tidak tahu jika apa yang dilakukannya membuat si empu dada merinding. Vian bahkan ingin mengerang, tapi ia menahan sekuat tenaga dan membiarkan saja.
"Pukul berapa kita menemui Papa, Ghava dan Ghani, Sayang?" tanya Aliysia, masih dengan tangan menggambar lukisan abstrak di sana.
"Kamu maunya pukul berapa? Aku sih iyes ketika kamu mengajak," balas Vian, menurunkan pandangan hingga akhirnya tatapan keduanya bertemu.
"Humm ...." Aliysia bergumam panjang, sambil mengusap rambut suaminya dengan ekpsresi yang terlihat sekali seperti sedang berpikir keras.
Ampun deh, begini saja dipikirkan matang-matang dan serius, batin Vian speechless.