Apartemen Soho
Sial! Aku belaga sombong berbicara memakai bahasa kantonis, giliran dia balas dengan kantonis juga justru aku yang tidak mengerti, batin Vian kesal sendiri.
"Hn, ini kamar mandi dan ada sikat gigi baru di dalam lemari di balik kaca, pakai saja dan tidak perlu sungkan. Kalau begitu aku tinggal," jelasnya, memutuskan untuk menyudahi acara tidak penting keduanya.
Sekalian menghindar. Ia tidak mau mati kutu, dibully oleh iparnya dengan bahasa yang masih asing di telinga.
"Hmm," gumam Ghani sambil mengangguk.
"Oke."
Dengan begitu, Vian benar-benar pergi meninggalkannya. Namun, ketika ia membuka pintu, di depan ternyata sudah ada Ghava yang berdiri di ruang tamu, dengan sebuah tas besar tersampir di bahu.
Eh, busyet! Ini orang niat banget sepertinya.
"Apa? Ini karena aku terbiasa bawa salin ketika ada di alam terbuka, maka itu aku selalu membawa pakaian cadangan di dalam bagasi mobil."