Moonbuck Café
Sial!
Ghava hanya bisa mengumpat di dalam hati, merutuki kenyataan yang dialaminya baru-baru ini.
Ya, kenyataan tentang adiknya yang juga mencintai si pria, itu membuatnya kesal setengah mati.
Bagaimana bisa adiknya yang bar-bar mencintai pria minim ekspresi yang mirip seperti Ghani, kakaknya yang jarang tersenyum di depan orang?
Apakah nasibnya harus begini? Memiliki kakak dan adik ipar dengan wajah layaknya papan tulis berjalan.
Benar....
Sebelum sampai di sini, tepatnya saat ia dan Aliysia masih di perjalanan. Ia sudah mendengar sendiri, bagaimana adiknya membanggakan sosok pria yang menjadi suami.
Aliysia bahkan menampilkan wajah berseri, setiap nama Vian disebut di dalam cerita, tidak ada ekspresi lain dan ia melihatnya dengan mata kepala sendiri.
