Apartemen Soho
Vian menatap dalam diam wajah Aliysia yang ada di pelukannya, ia tersenyum miris, meski kini berganti dengan tatapan cinta berkalung sendu.
Bagus lah, setidaknya ketika dia bangun tidur nanti, tidak ada lagi beban yang di simpannya. Karena malam ini aku pun merasa sebagian kegelisahanku keluar, menyisakan gelisah lainnya yang masih mencokol di hati. Sepertinya, aku harus segera menyusun rencana untuk mendapatkan restu dari keluarga Aliysia.
Ia hanya mampu berbicara dalam hati, masih dengan memperhatikan bagaimana wajah lelap wanita yang dulu dipanggilnya bocah.
Ya, benar, Vian harus menyusun rencana. Di mulai dari perkenalan diri dengan jelas di hadapan keluarga istrinya. Namun, jika ia melakukan itu secara diam-diam artinya Aliysia akan kehilangan kesempatan melanjutkan kuliah di luar negeri.
Kenapa jadi pedang bermata dua begini? Uh! Ini menyebalkan.