Hyperion Hotel Berlin, London
Deg!
Jantung Vian seakan berhenti berdetak ketika mendengar pernyataan Aliysia, seakan si wanita tahu pikirannya yang ingin melewati batas dengan mendatangi keluarga sang istri tanpa sepengetahuan.
"Lysia-
"Jangan Vian. Aku yang lebih tahu siapa Papa. Tolong jangan lakukan itu sebelum aku siap untuk melangkahi bersamamu menghadapi Papa," pinta Aliysia sungguh-sungguh, bahkan ia sampai duduk dari baringan dan mengatupkan dua telapak tangan kepada sang suami, memohon.
Apa yang harus aku lakukan? Semua ini membuatku dilema. Di satu sisi aku ingin mengabulkan keinginan Aliysia agar aku bisa tetap bersamanya. Namun, aku merasa seperti pria pengecut yang tidak berani melangkah, hanya untuk menemui keluarganya agar bisa tetap bersama wanita yang membuat batasan untukku.
Vian hanya bisa menjawab di dalam hati, menatap bingung karena dua-duanya membuatnya berada di ujung yang sama.