Hyperion Hotel Berlin, Jerman
Keluhan di dalam hati sayang tidak mendapat jawaban atau bantuan dari Tuhan.
Bahkan, di meja terdengar kekehan kecil, meski pada kenyataannya Vian sendiri tidak tahu di mana letak kelucuan ketika sang mantan membahas masa lalu keduanya saat itu.
Ya, masa lalu yang sama sekali tidak diingat sama sekali kejelasannya seperti apa. Pasalnya, itu sudah terlampau jauh terlewat sekitar delapan tahu lalu, ketika keduanya saat itu masih kuliah semester akhir, jika ia tidak salah ingat.
Lalu, tidak lama kemudian terlihat Aliysia yang berdiri dari duduknya, mesih dengan tatapan mata melihat tajam si paman. Ia lekas meninggalkan restaurant, dengan wajah yang ekspresinya kali ini lebih kacau seakan bercampur menjadi satu.
Sepertinya habis ini kami akan kembali bertengkar lagi. Tapu tidak apa-apa, lebih baik seperti itu, batin Vian ketika melihat kepergian Aliysia.