Kim segera masuk ke dalam mobil van yang digunakan Damian untuk melacak keberadaan Chika. Di tangannya terdapat laporan dari pihak kepolisan tentang plat mobil milik Noah. Mereka kemudian melacak salah satu property milik Noah di daerah Mapo. Mereka kemudian bersiap segera menjalankan mobil itu ke daerah Mapo.
"Kim, kamu coba hubungi anak buahmu. Mereka jangan terlalu dekat mengintainya. Kemungkinan anak buah bocah itu juga dapat berjaga- jaga di sana." Katanya lagi.
"Baik Tuan Damian."
Kemudian Kim menelepon anak buahnya agar segera memantau dari kejauhan. Karena Damian takut kalau Noah bersama Chika maka dia akan mencelakai Chika dan itu sangat membahayakan nyawa Chika.
"Tuan apakah kita akan menyadap rumah itu terlebih dahulu?" tanya Kim kepadanya.
"Apa kalian bisa menyadapnya?" tanya Damian kembali.
"Bisa Tuan, saya mempunyai relasi yang akan menyadap rumah bocah tersebut," kata Kim kembali.
Damian kemudian meminta Kim untuk segera menepikan mobil van yang mereka kendarai tetapi tidak persis di depan property milik Noah. Mereka kemudian melihat sebuah mobil terparkir di depan rumah tersebut dengan plat mobil yang sama. Rumah ini kelihatan mewah dan sangat besar. Mereka kemudian meminta salah satu anak buah Kim agar berjalan- jalan di depan rumah tersebut untuk memantau keadaan tanpa melakukan gerakan yang mencolok sehingga Noah menjadi curiga.
Damian yang melirik pergelangan tangannya sadar waktu kehilangan Chika sudah sangat lama dan Damian sangat mencemaskannya.
"Tuan setelah kita memastikan pemuda itu dan Nona Chika ada di sini maka kita akan melaporkan hal ini segera ke kepolisian atau tidak Tuan?"tanya Kim kembali.
Kim ingin memastikan semua tindakan yang akan dilakukan oleh Damian. Kim pun tidak berani melakukan sesuatu tanpa persetujuan Damian.
"Kim, segera cari tahu dimana bocah itu!" perintah Damian dengan tidak sabar.
Kim segera keluar dari mobil van tersebut, Damian dan Park Bong Ho tetap di dalam mobil menunggu perkembangan situasi saat itu. Park Bong Ho tetap memperhatikan keadaan sekitarnya tanpa harus keluar dari mobil. Dia sekarang memantau keadaan rumah tersebut dari kamera pengawas yang di pasang dari jalanan.
Kemudian tanpa di sadarinya Park Bong Ho kemudian melihat salah satu rumah yang ada du depan rumah Noah dan segera mengatakan kepada Damian.
"Tuan, kita bisa dengan mudah mengetahui keberadaan sekitarnya, tanpa harus memaksa masuk," katanya lagi.
Damian segera menatap Park Bong Ho kemudian melihat arah telunjuknya yang sedang mengetuk layar computer di depannya.
"Tuan lihat? Ini adalah penyelesaian dari masalah kita," katanya kembali.
"Apa maksudmu?" tanya Damian dengan bingung.
Tetapi begitu melihat arah jari telunjuknya Damian menyadari bahwa Par Bong Ho ternyata memperlihatkan sebuah kamera pengawas dari rumah yang berada di depannya.
"Benar, kamu memang tepat. Itu adalah kamera pengawas. Kamu harus segera menelepon Kim dan katakan kepadanya agar di segera masuk ke rumah itu segera! Call Kim!" katanya kembali.
Tanpa Damian sadari dia telah berbahasa Indonesia kepada Park Bong Ho. Tetapi Bong Ho mengerti semua yang dimaksudkan oleh Damian. Tidak berapa lama kemudian Kim pun datang dan membuka pintu mobil van. Dia menanyakan kepada Bong Ho rumah mana yang dimasaksudkannya. Park Bong Ho kemudian menunjuk rumah yang di depan rumah milik Noah.
Kim menganggukkan kepalanya, bahwa dia mengerti rumah mana yang dimaksudkan oleh Park Bong Ho.
"Kim, kamu harus segera meminta bukti rekaman itu. Kemudian kamu juga harus mengambilnya tetapi usahakan kamu jangan memaksa atau sampai mengancamnya. Kalau perlu kamu membawa Park Bong Ho bersamamu," kata Damian kembali.
Damian tidak mau Kim akan berbuat anarkis sehingga menimbulkan masalah baru lagi, dia mau semua yang mereka lakukan bersih secara hukum dan tidak boleh ada tuntutan sama sekali.
Kemudian Kim pun mengajak Park Bong Ho ikut dengannya, dan Kim meminta dua orang anak buahnya menjaga dan mengawasi mobil van dari luar. Dia takut meninggalkan Damian sendirian di sana. Menjaga kemungkinan jangan sampai Damian celaka karena salah satu anak buah Noah membalaskan dendamnya karena penahanan mereka kepada salah satu anggotanya.
"Dia meragukan kemampuanku," pikir Damian dengan nada kesal.
"Tuan saya menempatkan dua orang anak buah saya di luar untuk memudahkan memantau keadaan Tuan ya. Jika salah satu anak buah bocah itu membalaskan dendamnya kepada Tuan. Jadi Tuan aka naman di sini," jelasnya dengan menghormat.
Kim tidak ingin Damian celaka, kalau tidak dia akan berhadapan mempertanggung jawabkan semua kejadian hari ini kepada ayahnya Damian, Yudha Wijaya.
"Yudha Wijaya lebih mengerikan kalau marah, dan jauh lebih kejam dari pada Damian sendiri. Namanya saja terkenal di sini, bahkan orang yang berada di dunia hitam saja menghargainya. Bnayak kabar yang terdengar walaupun Yudha Wijaya orang yang berusaha dengan lurus, tetapi kalau dia dicurangi maka dia akan lebih kejam dari pada kepala gangster sekalipun. Sebaiknya aku tidak membiarkan Damian Wijaya celaka, kalau aku tidak mau celaka," bathin Kim dengan galau.
"Baiklah terserahmu saja, yang penting segera kau dapatkan rekaman kamera pengwas itu," katanya lagi.
Damian pun melihat Kim dan Park Bong Ho meninggalkan mobil van. Semua pergerakannya dipantau dari kamera pengawas yang terlihat di layar computer yang ada di hadapannya. Terlihat Kim menekan bel pintu rumah tersebut. Bel berada di pagar depan, yang menutupi rumah besar di dalamnya. Damian yakin harga rumah di sini juga tidak bisa dikatan murah. Damian tahu Noah Young berasal dari keluarga kaya yang memiliki aset yang tidak main – mian banyaknya.
Damian juga memperhatikan Kim dan Park Bong Ho dengan sabar menekan bel, sampai akhirnya pintu pagar depan terbuka dan terlihat seorang pembantu rumah tangga yang berdiri di sana menatap mereka dengan heran. Mengapa Damian menganggap dia pembantu rumah tangga karena dia memakai baju seragam yang memang khusus di berikan kepada pelayan rumah.
Damian juga memperhatikan mereka sepertinya berbicara kepada pembantu itu dan mendengarkan pembicaraan mereka. Kim dan Park Bong Ho telah dipasangi kamera pengawas dan alat penyadap sehingga semua pembicaraan mereka dapat Damian dengarkan. Bahkan apa yang mereka lihat juga akan terlihat oleh Damian. Semuanya memang memudahkan Damian memantau pergerakan mereka.
Damian yang mengerti sedikit bahasa Korea mendengar pelayan itu mengatakan,
"Siapa yang kalian cari?" tanya begitu dia membuka pintunya.
"Kami dari kepolisian, apakah pemilik rumahnya ada di dalam?" tanya Park Bong Ho kemudian.
Sebelum mereka memasuki rumah itu Kim sudah menyelidiki pemilik rumah itu. Mereka kemudian menyebut pemilik rumah itu.
"Sebentar ya Tuan, saya akan memanggil Tuan saya. Mohon anda berdua menunggu di sini dengan sabar," katanya lagi.
Kemudian pembantu tersebut segera menutup pintu pagarnya dan masuk kedalam kembali yang meninggalkan Kim dan Park Bong Ho.