Chika kemudian menatap Juna kembali ada sedikit kebencian di hatinya, ingin rasanya dia tumpahkan semuanya dengan rasa yang tidak dapat dibendung lagi. Chika bahkan tidak ingin melihat wajah Juna, tetapi ada sedikit rasa tidak nyaman ketika dia melukannya karena bagaimanapun dia tidak ingin membuat dirinya terluka.
"Kalau aku membenci dia sudah pasti aku akan merasa bersalah, karena wajahnya tepat seperti wajah papa," pikir Chika.
"Ini seperti buah simalakama, karena kalau aku membencinya maka aku merasa kalau aku membenci papa dan menjadi anak durhaka. Aku tidak akan mampu melakukannya karena baagimanapun aku akan merasa kalau aku ini anak yang tidak berguna," pikir Chika kembali.
Chika memalingkan wajahnya dan melihat wajah Juna kembali, ada rasa sesal di hatinya karena dia tahu kalau Juna memang mirip dengan ayahnya sendiri.