Kim yang terlanjur kesal mulai memikirkan cara membuat Sany jera dengan tingkahnya sendiri. Kim pura-pura setuju dan hanya diam saja, Sany kemudian menatap Kim.
"Kakak sudah tahu bukan apa yang menjadi kesalahan Kakak?" tanyanya kembali.
"Iya, Kakak sudah tahu. Maafkan Kakak ya, Kakak janji akan selalu menuruti kemauan Tuan Putri," kata Kim dengan wajah masam.
"Itu muka, jangan ditekuk. Harus di ulangi dengan senyuman manis," tuntuk Sany.
Kim yang melihat Sany kemudian mengikuti kemauan Sany karena Kim sama sekali tidak ingin Sany merasa curiga lagi kepadanya walaupun dia tidak pernah tersenyum manis tetapi Kim terpaksa melakukannya. Wajahnya jadi kelihatan aneh, Sany tertawa melihatnya dan sama sekali tidak bisa menahan tertawanya.
"Hahah, Kak Kim lucu dech. Nach gitu baru benar! Wahh, aku baru tahu Kakak bisa tersenyum manis," kata Sany sambil mencubit wajah Kim dengan gemas.
Kim hanya bisa pasrah saja menatap Sany, karena dia tahu sikap Sany tidak dapat di duga sama sekali.