Melihat wajah Marisa yang terlihat tulus, akhirnya Sania mengizinkan. "Baiklah kalau tante Marisa tidak keberatan," ucap Sania akhirnya.
"Tidak sama sekali," sahut Marisa tersenyum. Dan Namira pun berdecak senang.
"Hore!" sorak gadis kecil itu.
"Apa kakak sungguh-sungguh dengan keputusan kakak ini?" tanya Jeni.
"Kenapa tidak? Kamu lihat sendiri kan betapa senangnya keponakanmu itu?" Sania mengatakan hal itu tanpa menoleh ke arah Jeni, melainkan tersenyum melihat kegembiraan anaknya. Sania senang, karena akhirnya Namira bisa ceria lagi, dan tidak marah kepadanya.
Namira kemudian menghampiri Sania, lalu menghambur ke pelukannya. "Makasih mama, karena sudah mengizinkan aku untuk tinggal di rumah om Kevin dan tante Marisa," ucap Namira.
Sania terkekeh. "Jangan ucapkan terima kasih kepada mama, tapi kepada tante Marisa," sahut Sania.