Kevin dengan rasa bersalahnya kemudian melangkahkan kakinya dengan gontai menuju ke kamar Sania. Lalu mengambil sesuatu yang dicarinya. Setelah itu dia memutuskan untuk kembali ke rumah sakit.
Kevin akan mempercayakan semua masalah ini kepada Marisa saja. Dan tetap fokus pada Sania dan bayinya.
***
Sementara itu Marisa sudah sampai di depan pintu kamar Namira. Dia melihat gadis kecil itu menangis sambil memeluk lututnya sendiri.
Marisa merasa sangat sakit melihat pemandangan itu. Dia mengerti sekali kalau anak tersebut sedang sangat rapuh dan butuh pertolongan.
Marisa kemudian meminta izin untuk masuk ke dalam kamar Namira kepada pemilik kamar.
"Apakah bunda boleh masuk?" tanya Marisa.
Namira mengangguk. Inilah yang membuat Namira merasa lebih nyaman saat berada di dekat Marisa. Sebagai seorang ibu, Marisa selalu menghormati hak Namira. Bukan seperti ayahnya, apalagi mamanya yang memaksakan kehendak seakan Namira adalah sebuah barang.
"Boleh bunda," jawab Namira.