"Aku juga tidak mengerti dengan otak anak itu. Kenapa sih dia menjadi anak pembangkang seperti itu. Dia benar benar sama payahnya dengan ayahnya," rutuk Lisa.
Mendengar pernyataan dari ibunya mata Sania membelalak. Dia mengutuk aksi Jeni karena mengagalkan rencananya mencelakai Marisa, namun dia tidak setuju ayahnya dikait-kaitkan dengan hal ini.
"Ibu jangan bicara seperti itu. Ini tidak ada hubungannya dengan ayah, jadi jangan dikaitkan dengan ayah. Sania tidak suka," tolak Sania tak terima.
Lisa menyilangkan tangan di depan dada. "Nyatanya seperti itu," dengusnya.
Sania menyugar rambutnya yang panjang. "Lebih baik kita pikirkan saja cara bagaimana keluar dari situasi ini," ucap Sania.
Hanya butuh waktu satu jam untuk menidurkan Namira. Dan setelah itu Debi kembali ke kamarnya.
"Bagaimana? Apa rencana kita selanjutnya?" tanya Debi penasaran. Tetapi Lisa dan Sania juga belum mempunyai rencana lagi.
