Kevin awalnya tidak menghiraukan perintah dari ibunya. Dia berusaha menepis pikiran buruknya, dan tetap pada pendiriannya jika Sania hanya mencari perhatian darinya saja.
Kevin kembali mengarahkan pandangannya pada layar laptopnya. Menyibukkan diri dengan mengerjakan pekerjaannya harusnya bisa dikerjakan besok. Namun demi tidak mengingat ucapan ibunya yang berniat menakut-nakutinya.
Kevin menjadi tidak fokus lagi bekerja. Potongan-potongan kalimat ibunya terus menerus terngiang-ngiang di kepala Kevin.
"Bagaimana kalau ucapan ibu tadi benar?" Kevin gusar. Dia kemudian mematikan laptopnya.
Pada akhirnya walaupun Kevin tidak menghendakinya, ia tetap memutuskan untuk datang sendiri ke rumah sakit dan memastikan apakah yang ibunya katakan benar atau tidak.
Kevin bangkit dari tempat duduknya. Lalu keluar dari ruangan. Dia mengatakan kepada sekertarisnya, Lia bahwa dia ada urusan penting, jika ada yang mencarinya.