Pagi-pagi sekali Kevin bangun dari tidurnya. Dia kini sedang menunggu di kursi yang ada di depan ruang perawatan Marisa. Lalu ponselnya yang berada di saku kemejanya berdering. Sebuah panggilan dari pengasuh Namira. Kevin lalu menggeser tombol hijau pada layar.
"Halo mbak, ada apa? Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Kevin saat sambungan teleponnya sudah terhubung dengan pengasuh Namira.
Pengasuh Namira lalu menceritakan sesuai versi yang dilihatnya. "Benar tuan. Tiba-tiba saja kemarin nyonya Sania marah besar dan sampai membentak Nino Namira," beber pengasuh Namira itu. "Nona Namira sampai nangis dan badannya gemetar," imbuhnya.
Mata Kevin membulat. Kupingnya seakan panas mendengar pengakuan dari pengasuh Namira itu. Ternyata ide menitipkan Namira kepada ibu kandungnya bukanlah ide yang bagus.
"Ada apa dengan otak wanita itu? Kenapa begitu tega dengan anak kandungnya sendiri?" Kevin yang emosi mengutuk tindakan Sania.