"Turunkan saja aku kalau kamu tidak bisa menjawabnya. Aku akan mencari taksi atau ambulan nanti," ucap Sania.
"Apa kamu sudah gila?"
Sania mengangguk. "Anggap saja begitu," jawab Sania. Dengan menahan rasa sakit dia hampir nekat mau membuka pintu. Namun sekuat tenaga Kevin mencegahnya.
Kevin menahan tangan Sania. "Iya! Aku memang menyayangi anak ini. Jadi jangan membuat anak ini terluka sedikitpun, atau aku tidak akan mengampunimu meski kamu adalah ibunya," sahut Kevin dengan nada marah.
Terdiam. Sania mulutnya terkunci. Entah karena takut dengan Kevin atau dia menahan rasa sakitnya.
Lalu tak lama mobil Kevin sampai di rumah sakit. Dengan dibantu oleh petugas medis, Sania lalu dibawa ke ruang pemeriksaan.
Kevin menunggu sambil menekuri sepatunya. Kemudian tak lama dokter keluar dari ruang pemeriksaan.
"Anda suaminya ibu Sania?" tanya dokter.