"Kata teman-teman Namira punya adik itu tidak enak bunda, dia akan merebut perhatian dari orangtua dan orang-orang disekitarnya." Hal itulah yang Namira cemaskan.
Melihat wajah murung itu. Marisa bisa merasakan apa yang dikhawatirkan oleh gadis kecil itu. Apalagi saat dia menjelaskan bagaimana kehidupannya bersama dengan orangtuanya di rumah.
Marisa masih diam dan mendengarkan segala sesuatu yang ingin gadis kecil itu ungkapkan kepadanya.
"Namira sudah senang karena ada papa Kevin yang sayang sama Namira. Selama ini kan papa Frans galak, tidak seperti papa Kevin.
"Mama juga selalu bilang sibuk kerja. Mama tidak tau cara mengepang rambut, memasak atau membacakan dongeng seperti bunda Marisa. Mama selalu menyuruh mbak yang melakukannya," keluh Namira panjang lebar.
Terluka, namun tak berdarah. Itulah gambaran yang Namira rasakan saat ini. Dan dia juga merasa lebih rapuh karena takut tersaingi oleh bayi yang bahkan belum lahir ke dunia.