"Empphh!" Aliana pun berusaha untuk memberontak, ia memukul-mukulkan tangannya kearah dada bidang sang lelaki tersebut,
Namun laki-laki itu dengan sigap menahan tangannya dibalik pintu! Ia menatapnya, sambil tersenyum menyeringai,
"Aku kasih kamu dua pilihan, Nona! Kau menjadi kekasihku, dan akan kubebaskan keluargamu dari hutang itu. Atau.. keluargamu menyerahkan tanah itu, padaku! Tapi aku akan tetap merudapaksa dirimu! Bagaimana?"
"Kamu!" Aliana menggeretakan giginya,
"Kamu memang laki-laki jahat!" Iapun berusaha melepaskan diri dari cengkraman laki-laki itu. Namun semakin ia memberontak, laki-laki itu semakin menghimpit tubuhnya.
"O.. oww, Oww... Tenanglah, sayang... Oke! Jadi inikah pilihanmu, Nona? Baiklah! Nampaknya, kamu memang ingin aku menyentuhmu lagi?" Laki-laki itupun membelai wajah cantik Aliana sambil mendekatkan wajahnya untuk mencium bibirnya.
Aliana pun menggelengkan kepala,
"Tidak! Aku tidak mau! Lepaskan aku!" Iapun menangis,
"Ssssttt! Kalau begitu, say something! Would you be my lover?"
"Apa yang kamu katakan! Aku tidak mengerti!" Ucapnya, sambil menghentikan tangisannya.
"Upss.. sorry, maksudku.. kalau kamu tidak ingin aku melakukan itu, katakanlah sesuatu! Jawab pertanyaanku! Maukah kamu menjadi kekasihku, Nona!"
Aliana pun terdiam,
"Apa maksud laki-laki ini! Apakah dia ingin mempermainkanku? Apa maksudnya, memintaku untuk menjadi kekasihnya!" Batin Aliana, merasa curiga.
"Maaf, aku tidak bisa! Aku tidak terbiasa berpacaran!" Jawabnya, santai.
Andreas pun tersenyum,
"Kalau begitu, kamu harus bersiap menerima kenyataan. Bahwa keluargamu akan kehilangan peternakan itu. Karena aku akan membangun supermarket yang besar, dan akan aku singkirkan peternakan jelek itu!"
"Jangan coba-coba! Karena aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi!" Ucap Aliana,
"Kenapa tidak bisa? Aku bahkan bisa melakukan segalanya! Tanah peternakan itu milikku, sekarang! Apa hakmu melarangku!" Ucap Andreas,
Aliana pun terdiam,
"Tidak! Aku tidak bisa membiarkan dia menghancurkan peternakan itu! Ayah pasti akan sangat sedih mendengarnya!" batin Aliana,
"Apakah tidak bisa aku mencicilnya, Tuan? Aku bisa bekerja untukmu, kalau kamu mau!"
"Maaf, Nona! Tapi untuk saat ini, aku sedang tidak membutuhkan seorang pekerja! Yang aku butuhkan saat ini adalah seorang kekasih! Jika kamu bersedia menjadi kekasihku, maka aku akan membebaskan peternakan sapi itu! Aku akan membatalkan impianku untuk membangun supermarket disana, dan memberikan sertifikat tanah itu padamu! Bagaimana? Apa kau bersedia?" Andreas menatapnya,
"Tapi.. bisakah kau berjanji sesuatu, padaku?"
"Apa itu?"
"Jika aku bersedia menjadi kekasihmu, apakah kamu bisa berjanji untuk tidak menyentuhku?" Aliana menatapnya,
"Apa-apaan, ini? Kenapa dia malah bertanya seperti itu? Bukankah aku menjadikannya kekasih untuk bisa menikmati keindahan tubuhnya sepenjang waktu? Arrgghh! Sial! Tapi kalau aku menolak keinginannya, dia pasti tidak akan bersedia menjadi kekasihku." Batin Andreas, Iapun nampak berpikir sejenak,
"Kenapa kamu diam saja? Apakah kamu tidak setuju dengan permintaanku? Kalau kamu tidak setuju, aku juga tidak mau jadi kekasihmu!" Ucap Aliana, sambil bersedekap dada.
"Em.. baiklah, Nona! Kalau kamu bersedia menjadi kekasihku, maka aku tidak akan menyentuhmu!"
"Apa kamu berjanji?" Aliana mengacungkan jari kelingkingnya, kepada Andreas.
Andreas pun tersenyum, kemudian melilitkan jari kelingkingnya.
"Baiklah! Yang penting, kamu ikut aturanku. Kamu harus selalu ada setiap aku membutuhkanmu! Temani aku kemanapun aku pergi. Terutama, ketika aku keluar kota untuk menemui klien!"
Aliana pun mengernyitkan keningnya,
"Maksudmu, kita pergi berdua?"
"Tidak, kita akan pergi bersama asisten pribadiku! Kau hanya cukup menemani kekasihmu ini!" Ucapnya, sambil tersenyum.
"Boleh saja, selama kita tidak tinggal satu kamar!"
"Ahh.. itu, tentu saja tidak!" Ucapnya, sambil nyengir kuda.
"Apakah laki-laki ini bisa dipercaya? Tapi yasudahlah. Yang penting, aku harus menyelamatkan sertifikat tanah itu, masalah kedepannya bagaimana, aku akan memikirkannya nanti." Batin Aliana,
"Baiklah! Kalau begitu, aku bersedia!" Ucap Aliana, sambil mendorong tubuh Andreas untuk menjauh.
Andreas pun tersenyum,
"Tapi sekarang, tolong kembalikan sertifikat tanah peternakan milik Ayahku!"
"Ah.. tentu saja! Aku akan mengembalikannya nanti!"
"Aku ingin sekarang! Kamu kan sudah berjanji padaku, tadi!" Ucap Aliana, sambil memanyunkan bibirnya.
"Arrgghh, sial! Kenapa bibirnya itu seksi sekali. Andai aku bisa menghisapnya!" Batin Andreas, sambil mengigit bibir bawahnya.
"Hei! Tuan! Apa kau mendengarku?" Ucap Aliana, sambil mengibaskan tangannya didepan wajah Andreas.
"Ah, ya! Tentu saja aku mendengarnya! Tapi, tidak usah terburu-buru juga. Kita bisa bersantai dulu sejenak." Iapun tersenyum,
"Apa kamu berusaha mempermainkanku? Apa kamu tidak ingin menempati janjimu?"
"Ahahaha... Tentu saja, tidak! Aku pasti menempati janjiku. Tapi sekarang, lebih baik kita menghabiskan waktu bersama dulu! Aku ingin mengenal dirimu lebih dalam, Nona!" Bisiknya, pelan.
"Apa maksudmu? Jangan macam-macam, atau aku..."
"Ayo! Temani aku makan siang! Kebetulan aku belum makan!" Andreas bergegas menarik tangan Aliana menuju luar ruangan,
Aliana pun mengernyitkan keningnya, kemudian mengikuti langkah Andreas yang menariknya keluar.
Diluar, mereka tak sengaja berpapasan dengan Arthur yang hendak pergi ke ruangannya.
"Boss! Anda...."
"Tolong kamu cancel dulu meeting-meeting hari ini. Aku ada acara yang lebih penting!" Ujarnya, memotong perkataan Arthur.
Arthur pun hanya menghela nafas berat.
"Baiklah, Boss!"
Tanpa melepaskan genggaman tangannya, Andreas terus membawa Aliana menuju parkiran. Semua karyawan yang melihat mereka di lobby pun menatap mereka dengan heran,
"Sepertinya, Boss tertarik padanya!" Ucap Nita,
"Iya, kasihan sekali gadis polos itu. Nampaknya, dia akan mengalami hal yang sama dengan gadis-gadis sebelumnya. Ia pasti akan terjerat dengan pesona Boss, dan berakhir dengan patah hati seperti wanita-wanita sebelumnya. Seperti yang kita ketahui, bahwa sejak ditinggal kekasihnya dua tahun yang lalu, Boss tidak pernah serius dengan wanita. Dia hanya menjadikan mereka alat untuk pelampiasan saja!" Ucap Yolanda,
Nita pun mengangguk,
"Iya, kamu benar! Entah sampai kapan, Boss akan bersikap seperti itu. Semoga saja dia bisa berubah suatu saat nanti! Supaya tidak ada lagi korban yang menjadi korban pelampiasan nya!" Ucap Nita,
Yolanda pun mengangguk,
Hobby Andreas, yang suka bergonta-ganti wanita memang sudah bukan menjadi rahasia lagi. Bahkan semua karyawannya tau, entah sudah berapa wanita, yang patah hati akibat dicampakkan oleh Andreas.
Sebenarnya, dulu Andreas adalah laki-laki yang sangat baik dan juga setia. Hingga suatu ketika, kekasihnya yang bernama Bianca, yang merupakan seorang model papan atas memutuskannya secara sepihak tanpa ada konfirmasi. Dia bahkan menghilang tanpa ada kabar.
Menurut desas desus yang beredar, Bianca memutuskannya karena dia berpacaran dengan lawan partnernya yang blasteran itu.
Sejak saat itu, ia berubah menjadi pemabuk dan suka bermain wanita. Alasannya, ia ingin membalas dendam pada wanita. Karena mereka tidak pernah menghargai kesetiaan laki-lakinya.
Namun ia tidak tau, pertemuannya dengan Aliana yang tanpa kesengajaan itu, akan membawanya ke kehidupan baru yang akan membawa perubahan pada dirinya.