Chereads / Jerat sang CEO Tampan / Chapter 12 - Kencan pertama sebagai kekasih

Chapter 12 - Kencan pertama sebagai kekasih

Sesampainya di parkiran, Andreas pun membukakan pintu mobil untuk Aliana. Tak ingin membuang waktu, Aliana pun masuk kedalam mobil tersebut.

Kemudian Andreas pun mengemudikan mobilnya membelah jalan raya.

Di perjalanan, Andreas sesekali melirik kearahnya.

"Dia memang gadis yang sangat cantik!" Batin Andreas, sambil mencuri-curi pandang.

Aliana pun mendelikan matanya,

"Kita mau kemana? Aku harus segera pulang. Kedua orangtuaku pasti sudah menungguku! Mereka pasti sangat cemas!" Ucap Aliana,

"Sebentar saja! Aku hanya ingin kamu menemaniku makan siang. Tapi sebelum itu, aku ingin mengajakmu ke butik terlebih dahulu!"

"Untuk apa?"

"untuk mengganti pakaianmu!"

Aliana pun mengamati pakaiannya,

"Memangnya ada apa dengan pakaianku?"

"Tidak ada! Hanya saja, aroma susu itu sangat melekat di tubuhmu. Aku tidak ingin orang lain mabuk karena mencium aroma itu!"

Aliana pun menyunggingkan senyuman,

"Entah apa yang dipikirkan laki-laki ini. Apa dia sedang mencoba mengelabuiku? Awas saja, kalau itu benar-benar terjadi!" Batin Aliana,

Andreas pun hanya tersenyum, sambil menatapnya sekilas.

Sesampainya di butik, mereka pun disambut oleh Mario, seorang cowok kemayu yang merupakan seorang penata rias profesional. Keahliannya, memang sudah tidak di ragukan lagi. Bahkan Andreas selalu menggunakan jasanya, untuk mempermak wanitanya setiap kali akan berkencan dengannya.

"Hai.. hai.. hai.. kedatangan Boss muda lagi!" Ucapnya, sambil cipika cipiki dengan Andreas,

Kemudian ia melirik kearah Aliana, Iapun menutup mulutnya.

"Oww.. sudah baru lagi, rupanya!" Ucapnya, sambil selengehan.

Andreas pun memberikan kode dengan matanya,

"Upss! Sorry, maksud ekeu you adalah wanita spesial yang pertama Boss bawa kemari!" Ucapnya, sambil tersenyum menatap Aliana.

Aliana pun mendelikan matanya,

"Memangnya dia pikir aku peduli!" Batin Aliana,

"Oh ya.. mau di apakan gadis cantik ini? Uchh.. sepertinya dia habis memeras sapi, ya! Bau vanillanya khas sekali!" Ucap Mario, sambil mencium aroma tubuh Aliana.

Aliana pun berusaha menghindar,

"Itu dia! Aku ingin kamu mengganti pakaiannya, supaya aroma susu di pakaiannya itu tak tercium lagi!" Ucap Andreas,

"Hm.. baiklah! Tapi ini merupakan tugas yang berat! Aku harus menghabiskan dua botol parfum untuk membuatnya wangi. Apa kamu mengerti maksudku?" Ucapnya, sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Andreas.

Andreas pun tersenyum,

Kemudian mengeluarkan black card miliknya, lalu melemparkannya ke arah Mario.

Mario pun dengan cepat menangkapnya, kemudian ia terkekeh.

"Baiklah, aku akan segera memperbaiki tampilannya!"

Kemudian ia menarik Aliana ke dalam ruang ganti.

Andreas pun hanya menggeleng-gelengkan kepala,

"Dasar matre!"

Setengah jam kemudian, Mario pun keluar,

"Boss Muda! Coba lihat! Bagaimana tampilannya!"

Andreas pun berbalik, menatap tirai yang masih tertutup itu.

Begitu Tirai dibuka, ia pun menatap takjub kearah Aliana.

"Wajah yang cantik, dengan sedikit polesan make up natural. Ditambah dengan dress selutut, yang memberikan kesan feminim pada tampilannya membuat ia terlihat begitu sangat cantik dan elegan.

Iapun bergegas menghampiri Aliana sambil tersenyum,

"Dia memang sangat cantik! Tidak salah aku tertarik padanya!" Batinnya, sambil tersenyum menatap Aliana.

"Bagaimana, Boss? Apa kau menyukainya?" Ucap Mario, sambil menepuk pundaknya.

"Of course! I like it very much!"

"In that case, good!"

Kemudian Andreas pun menarik tangan Aliana, dan membawanya memasuki mobilnya.

Tak lama kemudian, mobil yang dikendarai Andreas pun sampai di restoran, semua mata menatap kearah mereka. Nampaknya sosok Andreas memang sudah tak asing lagi di mata masyarakat luas. Ketampanannya, dan juga kekuasaannya, membuat banyak wanita mengantri untuk memikat hati sang CEO tampan tersebut.

Bahkan banyak wanita yang rela menyerahkan kesuciannya, hanya untuk bisa memuaskan hasrat sang CEO. Namun, alih-alih mendapatkan cintanya, Andreas justru mencampakan mereka layaknya makanan sisa.

Berbeda dengan Aliana, sejak kebersamaan mereka malam itu, Andreas sering kali dibuat gila oleh wanita yang selama ini sudah memorak-porandakan hati dan pikirannya itu.

Jika wanita lain hanya bisa ia nikmati satu kali, Aliana justru ingin ia nikmati sepanjang hari. Kalau bisa setiap waktu. Rasa penasaran akan gadis cantik berkulit putih itu, membuat dirinya hilang selera untuk menyentuh wanita.

Pesona Aliana begitu memikat hati dan tubuhnya, seakan hanya Aliana yang ingin ia sentuh.

Melihat Aliana yang nampak gerogi, Andreas pun berinisiatif menggandeng tangannya.

Aliana pun berusaha melepaskan tangannya, namun Andreas begitu kencang menggenggamnya.

Sesampainya didalam ruangan, beberapa pelayan datang menghampiri mereka.

"Selamat malam, Tuan!" Sapa mereka, sambil membungkukkan badan.

Andreas hanya mengangguk pelan,

"Saya ingin memesan sebuah meja untuk kami berdua."

"Apakah mau ruang VVIP yang khusus?"

"Boleh," jawabnya, singkat.

Pelayan itupun mengangguk,

"Kalau begitu, mari ikuti saya!" Pelayan itupun menuntun Andreas dan Aliana menuju tempat tersebut.

Akhirnya mereka pun sampai di sebuah ruangan, dimana disana terletak sebuah meja yang sudah di dekor sedemikian rupa.

"Silahkan, Tuan!"

"Terimakasih," Ucap Andreas,

Kemudian ia bergegas menarik sebuah kursi, dan mempersilahkan Aliana untuk duduk.

"Silahkan!"

Tak ingin membuang banyak waktu, Aliana pun bergegas duduk di kursi tersebut.

"Bawa semua makanan yang spesial di restoran ini!" Ucapnya,

"Baik, Tuan!" ucap para pelayan, kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

Tak lama kemudian, para pelayan pun kembali dengan membawa banyak makanan.

Aliana hanya menatap heran ke arah para pelayan yang tak henti-hentinya membawakan makanan,

"Apakah ini tidak kebanyakan? Memangnya siapa yang akan memakan makanan sebanyak ini?" Tanya Aliana,

"Kamu!"

"Apa? A-Aku?"

Andreas pun mengangguk,

"Tapi aku tidak makan sebanyak ini! Aku..."

"Satu lagi peraturanku! Selama menjadi kekasihku, kamu harus makan banyak. Aku tidak mau kekasihku kurus seperti itu!" Ucap Andreas, sambil mulai mengambil makanan.

Aliana pun replek melihat tubuhnya,

"Aku? Kurus? Bukankah ini sudah cukup? Orang lain justru melakukan diet mati-matian untuk membuat tubuhnya sexy, dia justru malah ingin membuatku gendut!" Batin Aliana, Iapun mengerucutkan bibirnya.

"Tenang saja! Kita akan melakukan olahraga gym setiap akhir pekan. Jadi kamu tidak akan gendut!" Ucap Andreas, sambil memasukkan makanan ke mulutnya,

Aliana pun mengernyitkan keningnya,

"Kenapa dia bisa tau isi pikiranku? Mungkinkah dia punya Indra ke 6?" Batin Aliana,

"Aku hanya menebak pikiranmu saja!" Ucapnya, sambil tersenyum.

Aliana pun terdiam,

Setelah selesai makan siang, Andreas pun membawa Aliana ke kantornya kembali.

"Kenapa harus kesini lagi?"

"Apakah kamu tidak ingin surat tanah itu? Yasudah kalau begitu! Aku...."

"Iya! Aku mau!" Aliana bergegas memotong perkataan nya,

Andreas pun tersenyum, kemudian mereka berdua pun keluar dari mobil dan kembali ke ruangannya Andreas.

"Boss! Baru saja tuan Cheng meminta kita untuk mengadakan meeting sekarang juga! Kini dia sudah berada di perjalanan menuju kantor!" Ucap Arthur, yang tiba-tiba berpapasan dengan mereka.

Andreas pun mengangguk,

"Baiklah! Kita adakan rapat sekarang juga!"

"Lalu bagaimana denganku?" Tanya Aliana,

"Kamu tunggulah sebentar! Aku tidak akan lama!"

"Aku tidak mau! Aku harus segera pulang! Kembalikan dulu sertifikat tanah itu!" Ucap Aliana,

Andreas pun tersenyum, kemudian membelai wajah Aliana,

"Sabarlah, sayang! Tunggulah di ruanganku! Nanti akan aku antarkan kamu pulang!"

Setelah berkata demikian, iapun pergi meninggalkan Aliana.