Kata-kata itu terasa terlalu segar, rasa sakit yang dalam hampir terasa saat aku mengusap titik di dadaku.
"Itu pasti. Ruby bergiliran antara tempat tidurku dan tempat tidur Grant." Suaraku terdengar serak saat aku berusaha menggagalkan bayangan Marcus yang merasa sangat kesepian. "Um, biarkan aku mengambil remote. Mungkin kita bisa-"
"Tunggu." Ketika jari-jarinya yang kasar melingkari pergelangan tanganku, napasku tercekat, emosi yang lebih mentah melingkari paru-paruku. "Apakah terlalu banyak untuk bertanya jika kamu ... berbohong denganku sebentar?"
"Itu tidak akan terlalu banyak. Aku suka itu." Matanya sedikit melunak. Sial, jantungku berdebar kencang. "Tapi ... apakah menurutmu itu ide yang bagus?"
