Aku melepas mantelku, mengepalkannya, dan menempelkannya ke dadanya. Aku terisak saat matanya yang setengah tertutup mencoba memegang mataku.
"Aku akan ... menemukanmu ..." Kelopak matanya menutup. "Janji."
Lalu dia diam. Aku dengan panik memeriksa denyut nadi di tenggorokannya, merasa seperti aku akan pingsan karena lega ketika menemukannya.
"Aku cinta kamu. Tolong tetaplah bersamaku. Aku tidak bisa melakukan ini tanpamu! "
Saat itulah ambulans tiba. Aku melompat, melambai ke bawah. Setelah rodanya berhenti berputar, waktu seakan-akan bergerak maju, bergerak lebih cepat dan lebih panik. Aku menyaksikan dengan kaku saat mereka meletakkan Luca di atas tandu — darahnya mengotori seprai putih. Saat mereka mengangkatnya melalui pintu, aku berlari di belakang mereka. "Kamu tidak bisa meninggalkan aku! Aku istrinya! "
