Fikiran kacau balau resah melanda hati Azka Faisal, Azka berwhudlu untuk meringankan beban hatinya dan mendinginkan otaknya.
Ia berdiri di tempat ia mendapat telpon dari Akmal. Sabrina sudah bersih dan di dorong istri Om Abdul.
"Thanks you Mis," ucap Azka mengambil alih dan segera mendorong Sanrina, istri Om Abdul mengangguk lalu senyum.
"Kita solat dzuhur dulu." Ajak Azka lalu mendorong Sabrina, sikap Azka tidak seperti biasa, terlihat jelas dari raut wajahnya yang sedang memikirkan sesuatu.
'Ya Allah aku gundah,'
batin Azka lalu membuang nafas berat.
"Om kami akan salat," ujar Azka. Om Abdul menunjukkan tempat salat.
"Silahkan." Om Kim membukakan pintu untuk Azka dan Sabrima salat. Mereka masuk di ruangan berukuran 3 kali 6 meter. Sudah terpasang sajadah merah untuk Azka menjadi imam. Sabrina memakai mukena dan kakinya memakai kaos kaki ia tetap duduk di kursi roda.
Cinta luar biasa dari laki-laki biasa, cinta istimewa dari Azka Faisal yang tulus untuk Sabrina Anaya. Kini Azka menjadi imam dalam salat.
Lafadz takbir telah di kumandangkan Azka memulai gerakan salat, Sabrina menjadi makmumnya. Rukuk, i'tidal,sujud, iftiros, sujud lagi, sampai rokaat ke empat. Duduk takhiyat lalu salam.
Solat selesai Azka berdzikir lalu berdoa.
Doa sapu jagat, dan kedua orang tua. Azka menutup wajahnya dengan kedua tanganya.
'Ya Allah ya Tuhan kami, Engkau maha segala-galanya, aku hanya sekedar hamba yang mencari ridhoMu. Ya Allah ampuni aku telah bermaksiat kepadaMu,dengan membawa Sabrina tanpa ikatan yang sah. Ya Allah, Engkau tempat segalanya dan sekarang aku sangat sakit Ya Allah,aku mencintainya atas namaMu,semoga ini bukan rayuan setan, aku manusia biasa Ya Allah yang masih sering khilaf, sengaja maupun tidak aku telah berdosa. Ya Allah ....."
Air mata Azka membasahi telapak tangannya. Azka segera menghapus air mata itu.
"Emmm, mau jalan-jalan?" ajak Azka menoleh ke Sabrina.
"Aku ingin pulang ke Seoul," jelas Sabrina dan tidak mau melihat Azka.
"Baiklah." Tanpa befikir panjang Azka berdiri lalu mendorong Sabrina.
'Mungkin sampai di sini jalan cinta ku.'
Azka menyerah karena tidak ingin terlanjur menyakiti Sabrina lebih dalam.
"Om Abdul ...." panggil Azka.
"Yes, mau di antar?" tanya Om Abdul.
"Iya ke Bandara." Sikap Azka dingin dan banyak diam, matanya berair.
"Ada berita di televisi ada hujan badai. Jadi untuk saat ini fasilitas bepergian harus ditunda, sampai benar-benar keadaan aman," jelas Om Abdul ada bencana alam sehingga jalan di tutup.
'Ya Allah ini rencana yang tak terduga,adanya rencanaMu mencegahku mengembalikan Sabrina tertunda.'
"Bisakah aku memaksa ... aku akan bayar dengan mahal," bujuk Azka.
"Sorry No ..." jelas om Abdul.
Azka membuang nafas lelah.
"Ini gara-gara kamu ..." tegur Sabrina.
"Semua memang salah aku, mencintaimu juga kesalahanku, namun ingat yang memberikan rasa ini Allah, kau marah kepada Allah karena aku mencintaimu ..."