Sore harinya, setelah memulihkan kembali stamina. Aku dan kedua orang tuaku berencana untuk pergi meninggalkan desa. Keberadaan kami sudah tidak diinginkan di desa ini.
"Kalian hendak pergi kemana?" Tanya Roger melihat aku berkemas-kemas. "Ah aku dan orang tuaku akan pergi meninggalkan desa ini, kami sudah tidak diterima disini jadi untuk apa kami tetap berada disini" Balasku terus memasukkan beberapa barang-barang ku.
"Tapi kenapa? orang bodoh mana yang mengusir penyelamat desa nya?"
"Kamu akan segera mengetahuinya" Balasku yang terdengar tidak sopan pada orang yang lebih tua. Tapi ya bagaimana lagi, umur asliku bahkan sudah hampir 30 tahun.
Setelah selesai mengemas barang-barang ku, aku dan ayah ibuku keluar dari rumah kepala desa. Saat itulah banyak sekali warga yang menunggu diluar, seakan mereka ingin mencegah ku untuk pergi.
"Daniel, Marie apakah kalian benar-benar akan pergi meninggalkan desa ini?" Ucap kepala desa penuh kesedihan dan pasrah. "Keberadaan kami sudah tidak diterima di desa ini, akan lebih baik bagi kami meninggalkan desa ini" Balas ayahku.
"Aku tidak pernah berniat mengusir kalian bertiga. Seandainya aku tahu, aku tidak akan menuruti perkataan wanita tua itu!" Kepala desa geram dan marah, ia memperlihatkan wajah yang sangat menyesal sampai dititik aku tak tega membuatnya kecewa.
"Fiuhh....." Aku menghela nafas melupakan semua perilaku buruk warga desa, benar kata orang memaafkan adalah tindakan yang paling sulit dilakukan. "..... Baiklah, aku dan kedua orang tuaku tidak akan meninggalkan desa ini...." Semua warga tersenyum dan senang mendengarnya, tapi.....
"..... Tapi, aku tidak ingin melihat wajah wanita itu. Kalian bisa memilih antara aku atau wanita tua itu, antara penyelamat atau dukungan" Ucapku sambil menunjuk ke arah wanita tua, Julia.
Para warga desa mulai berbisik dan bingung dengan pilihan yang harus mereka pilih. Jika mereka mengusir Julia, maka secara otomatis dukungan keluarga bangsawan Robert akan terputus. Namun jika mereka mengusir Daniel, Marie, dan Richard maka kekuatan utama desa akan berkurang.
Akhirnya setelah beberapa menit berpikir, kepala desa membuat sebuah voting untuk seluruh warganya. Warga desa yang hanya berisikan 30-40 orang mulai memilih siapa yang harus tinggal.
10 Menit kemudian~
Semua warga telah memilih, dan apapun keputusannya tidak boleh di ganggu gugat.
Hasilnya, sebanyak dua puluh orang memilih Julia untuk tetap tinggal sementara 17 orang memilih ku, yang artinya aku dan kedua orang tuaku harus meninggalkan desa. Namun sebelum aku meninggalkan desa tiba-tiba Roger....
"Apakah ini cara kalian memperlakukan penyelamat kalian? jika kalian tidak bisa memperlakukan penyelamat kalian dengan baik, maka pasukan militer kekaisaran tidak akan pernah membantu desa ini" Ucap Roger didepan seluruh warga.
"Humph! memangnya siapa kau? berani sekali mengatakan militer kekaisaran. Apakah kamu tahu, keluarga ku adalah bangsawan tingkat 4 yang mana memiliki pasukan sebanyak ratusan orang" Balas Julia sombong.
"Apakah dengan ini bisa menjawab pertanyaan mu?" Balas Roger mengeluarkan sebuah Token berwarna emas dengan bintang sebanyak 3. "I-ini!! ini adalah token seorang kapten tim kekaisaran" Teriak Julia kaget dan takut bercampur aduk.
Militer atau pasukan kekaisaran memiliki ratusan tim didalamnya. Setiap tim memiliki seorang kapten tim yang bertugas untuk memberikan pengalaman bertarung pada pasukannya. Di atas itu ada seorang komandan pasukan yang memerintah 10 hingga 20 tim. Dan orang yang memerintah seluruh pasukan/tim adalah seorang perdana menteri yang didampingi ahli siasat. Dan untuk pangkat tertinggi adalah Kaisar yang memiliki otoritas di atas semua orang.
Walaupun Roger hanya seorang kapten tim, namun otoritas dan wewenang nya di atas keluarga bangsawan. Baik keluarga kerajaan maupun bangsawan tak mau membuat masalah dengan kekaisaran bahkan sekalipun seorang pasukan.
"Hei bocah! bagaimana jika kamu ikut denganku ke kekaisaran. Dengan kekuatan mu itu kamu bisa dengan mudah menjadi seorang kapten tim" Ucap Roger mengejutkan semua orang.
Menjadi kapten tim pasukan kekaisaran memanglah impian banyak orang, namun tidak denganku yang tidak tergoda dengan kekuasaan maupun harta. "Maafkan aku, tapi dengan berat hati aku harus menolaknya. Aku lebih memilih hidup sederhana dengan kedua orang tuaku daripada hidup mewah namun jauh dari mereka" Balasku sedikit menunduk.
"Ah baiklah, aku tidak akan memaksanya. Namun terimalah ini, benda itu akan membantumu untuk keluar masuk ke semua kerajaan tanpa pemeriksaan" Roger memberikan sebuah plat kayu yang bergambarkan bintang sebanyak tiga.
Benda ini sangat aku butuhkan, tanpa harus melakukan pemeriksaan itu sangat berguna untukku. "Baiklah aku akan menerimanya, aku pasti akan membalas budi untukmu" Ucapku lalu pergi meninggalkan desa, "Mari ayah, ibu waktunya kita meninggalkan desa ini"
"Kalian memang bodoh membiarkan seseorang dengan bakat seperti itu pergi meninggalkan desa. Apakah kalian tau, bahwa anak itulah yang berhasil mengalahkan monster tingkat menengah. Dengan bakat seperti itu, dalam waktu 10 tahun lagi mungkin anak itu akan sekuat komandan" Ucap Roger menyesali keputusan warga.
Kepala desa hanya bisa pasrah tak mampu melakukan apa-apa. Seandainya dia lebih cepat menanggapi kejadian ini, mungkin aku dan kedua orang tuaku tidak akan meninggalkan desa.
"Mulai saat ini jagalah desa kalian sendiri, aku tidak akan berpatroli di sekitar sini" Roger melanjutkan kata-katanya dan pergi dengan kemarahan yang tertahan.
Aku dan kedua orang tuaku berjalan dan berencana untuk tinggal di dalam hutan. Aku tahu itu berbahaya, namun selama ada sistem keselamatan ku dan keluarga ku akan tetap terjaga.
Itu bukanlah sebuah kesombongan, maupun kepercayaan diri yang berlebihan. Namun aku membuka sebuah fitur baru, yaitu sebuah mantra pelindung yang terbuat dari 4 kertas mantra yang mengelilingi sekitarku.
namun rencana terkadang tak semudah impian, dalam perjalanan aku dan kedua orangtuaku dihadang sekelompok goblin. Aku segera memasang sikap waspada.
"Tunggu! mereka tidak membawa senjata sama sekali, dalam beberapa kasus goblin terkadang bersahabat dan tidak memiliki niatan untuk bertarung" Tahan ayahku untuk mewaspadai sekelompok goblin itu.
"Tenanglah wahai manusia, kami tidak ada niatan untuk mencelakai kalian. Kedatangan kami disini hanya ingin memastikan, tujuan kalian datang ke wilayah kami" Ucap salah satu goblin yang membawa tongkat kayu, bisa aku tebak dia adalah ketua goblin atau bahkan pemimpin mereka.
"Maafkan atas ketidak-sopanan kami, tujuan kami datang kesini hanya untuk mencari tempat tinggal. Kami ingin membangun sebuah rumah yang tersembunyi dari manusia" Balasku.
"Aku merasa kamu tidak berbohong, dan lagi hatimu sangat suci tak ada setitik pun kotoran didalamnya"
'Bahkan perilaku goblin lebih baik daripada manusia, apakah Tata Krama dalam ras manusia sudah semakin merosot di dunia ini?' Gumamku.