Setelah seminggu aku memburu para monster, akhirnya sekarang aku bisa kembali ketempat orang tuaku berada. Wajah senang dan bahagia muncul menghiasi wajahku, aku rindu dengan pelukan hangat mereka. Karena tak mau membuang-buang waktu lebih lama lagi, aku meningkatkan kecepatan ku menggunakan skill'Kecepatan'.
Tak lama kemudian sekitar 20 menit kemudian aku sampai ke tempat desa goblin berada. "Akhirnya kamu pulang nak, apakah kamu tidak merindukan ibumu ini" Ucap ibuku yang menyambut kedatangan ku. "Tentu saja aku merindukan kalian" Balasku sedikit memanjakan diri di pelukan ibuku.
Walaupun umur asliku sudah mendekati 30 tahun, namun tubuh ini masih sekitar 17 tahun, setidaknya aku harus berpura-pura menjadi seorang anak yang manja. "Bagaimana anakku? bagaimana perkembangan mu?" Tanya ayahku saat melihat ku telah kembali.
"Heh~ apakah itu pertanyaan pertama orang tua saat melihat anaknya kembali?" Balasku tersenyum. "Baiklah baiklah, apakah kamu baik-baik? apakah kamu makan teratur disana? dan apakah kamu tidur dengan nyenyak disana?"
"Tenang saja, aku baik-baik saja bahkan lebih baik dari yang sebelumnya. Aku juga makan dan tidur secara teratur, makan 3 kali sehari dan tidur sehari 7 sampai 8 jam, hehe"
"Dan juga, aku sudah berkembang sangat jauh dari sebelumnya. Saat aku sedang mencari tempat berlatih, aku bertemu dengan seorang pria tua. Dia mengaku sebagai Sword Magic, dan setelah melihat bakat ku dia ingin mengajariku secara langsung" Ucapku sombong, namun sebenarnya adalah sebuah kebohongan. Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku bisa menjadi kuat hanya dengan membunuh monster, jadi jalan satu-satunya adalah berbohong.
"Apa! sword magic? apakah memang ada orang seperti itu?" Tanya ayahku meragukan ceritaku. "I-itu benar ayah, orang itu bisa menggabungkan berpedang dengan sihir secara bersamaan, haha haha" Balasku.
"Hmm benarkah? aku tak pernah mendengar tentang orang yang bisa menggunakan pedang dan sihir secara bersamaan?"
"Apakah ayah tidak percaya!? kalau begitu lihatlah!"
Aku mengeluarkan pedangku ke depan dan mengalirkan mana ke pedang itu, dan Boom pedang itu tiba-tiba mengeluarkan sebuah api. "Lihat! aku tidak berbohong pada kalian" Ucapku menyakinkan ayahku.
"Sudahlah, sudahlah, ayahmu hanya sedang mempermainkan mu. Kamu pergilah membersihkan diri" Balas ibuku sedikit tertawa.
"Membersihkan diri?"
"Benar, di sebelah sana ada sebuah danau jadi kamu bisa mandi disana"
"Baik ibu....."
".....Oh iya ayah, apakah mayat monster memiliki nilai jual?" Tanyaku. "Tentu saja, satu monster tingkat rendah di jual dengan harga 20 gold, sedangkan untuk monster tingkat menengah dijual dengan harga 40 gold, memangnya ada apa?" Balasnya
"Ah kalau begitu apakah ini bisa dijual?" Ucapku lalu mengeluarkan sekitar 20an mayat monster serigala. "Hei Richard! seberapa banyak kamu membunuh monster tingkat rendah?" Teriak ayahku tak percaya melihat tumpukan mayat monster. "Dan juga darimana kamu mendapatkan penyimpanan dimensi?"
Ah sial aku melupakan itu, aku lupa bahwa inventori sistem sama dengan penyimpanan dimensi. Namu yang menjadi perbedaan adalah penyimpanan dimensi memiliki ruang yang terbatas sedangkan milik sistem tak ada batasannya.
"Ah pria tua itu yang memberikannya padaku, karena katanya itu akan berguna bagiku haha" Balasku sambil menggaruk pipiku yang tidak gatal. "Lebih baik jangan kamu gunakan di depan umum, itu akan mengakibatkan keributan"
"Baik ayah...."
"Untuk sekarang simpan saja mayat para monster, kita akan menjual nya saat waktunya tiba" Lanjut ayahku
"Baiklah" Aku memasukkan kembali mayat monster ke dalam inventori. Setelah itu aku berlari ke danau yang di ceritakan ibuku.
Tak butuh waktu banyak, aku sudah sampai di pinggir danau itu. Ternyata ini bukanlah danau biasa, ini adalah pemandian air hangat. 'Wahhh, sudah berapa lama aku tidak mandi air hangat' Batinku senang dapat mandi dengan air hangat.
"Richard aku letakkan disini pakaian" Ucap ibuku mengagetkan ku. "Argh!!"
"Ibu, kamu mengagetkan ku"
"Hahaha, sudahlah cepat mandi aku akan mempersiapkan makan malam"
"Baik!!"
....
'Byur!'
Aku turun merilekskan otot otot ku, segera setelah masuk ke dalam air hangat itu seluruh tubuhku terasa ringan, dan juga seluruh rasa lelahku serasa menghilang seketika.
'Byur!'
"Eh?"
"Eh?"
"Tidakk!!!!"
Tiba-tiba seorang gadis muncul tanpa pakaian dan meneriaki ku. "Hei hei tenanglah, bukankah seharusnya aku yang berteriak" Ucapku berusaha menghentikan teriakan gadis itu. Namun karena usaha itu aku harus berdiri dan membuat gadis itu semakin berteriak histeris.
"Tidakk!! ada orang m***m!!"
Aku yang menyadari bagian inti ku terlihat kembali menyembunyikan di dalam air. Pipiku memerah menahan malu, dan tak lama setelah itu...
"Ada apa? apa yang terjadi!?" Tanya ibuku yang berlari ke arah sini, di belakangnya di ikuti ayahku dan juga pemimpin goblin. Namun setelah melihat apa yang terjadi, ayahku malah hanya tersenyum mengejek.
"Hoho, apakah seorang pria sedang mengintip seorang gadis kali ini" Ucapnya. "Haha, lelucon yang bagus ayah, namun aku duluan lah yang berada disini dan tiba-tiba perempuan ini muncul dan meneriaki ku"
"Hahaha, aku lupa mengatakan pada bahwa kamu sedang mandi saat ini" Ucap ibuku tertawa melihat tingkah dua remaja.
"-_-"
Akhirnya aku mengalah dan mengganti pakaian ku kembali ke dalam desa. "Untuk kalian pasangkan pelindung ini di sekitar danau itu, aku lihat tempat itu belum terlindungi sepenuhnya akan sangat berbahaya jika tidak dilindungi"
"Baik tuan!"
'Tuan? sejak kapan aku menjadi tuan di desa ini?'
.....
"Ayah bagaimana perkembangan desa ini? apakah kamu sudah melatih mereka?" Tanyaku pada ayahku. "Tentu saja, mereka setidaknya bisa membunuh monster tingkat terendah dengan sedikit usaha" Balasnya percaya diri dengan ajarannya.
"Baiklah terima kasih atas kerja keras mu ayah" Aku tersenyum melihat kerja kerasnya. "Tidak apa-apa, ayahmu dan juga ibumu sudah memutuskan untuk tinggal disini. Jadi aku dengan senang hati akan membantu mereka semampuku"
"Tinggal disini? akan tetapi lebih baik bagi mereka untuk belajar membuat rumah yang lebih baik lagi. Aku memiliki firasat rumah itu akan hancur jika sedikit terkena serangan"
Memang benar, melihat rumah goblin saat ini yang hanya terbuat dari ranting sebagai penopang nya dan daun sebagai atapnya. Dengan susunan seperti itu, aku takut akan sangat mudah hancur suatu saat nanti.
"Kau benar, namun bahkan ayahmu ini tak tahu cara membuat sebuah rumah" Balasnya yang malu mengakuinya. "Tenang saja, aku akan membuatkan sebuah sketsa rumah"
"Sketsa? apa itu?"
"Ayah akan segera mengetahuinya, dan untuk pemimpin goblin besok pagi kumpulkan para goblin, aku akan memberikan tugas pada kalian"
"Baik tuan"
"Tuan? sebenarnya sejak kapan aku menjadi tuan kalian? sejak tadi semua goblin memanggil ku tuan, akan sangat aneh jika tidak mengetahui alasannya"
"Itu-"
"Itu karena kamu sekarang telah menjadi pemimpin para goblin di desa ini" Ucap ibuku memotong kata-kata pemimpin goblin.
"Apa!!"