Chapter 2 - Awal Mula Pernikahan

"Aku mau dibawa kemana?" Tanya Haruhi yang tengah duduk santai. 

Win tidak menjawab pertanyaan Haruhi, ia 

sedang melamun, melihat keluar kaca mobil.

Haruhi tidak memaksanya menjawab, ia juga sudah lelah. Ia malah tertidur disamping Win.

Namun akibat jalan yang bergelombang, tidak sengaja kepala Haruhi mendarat kebahunya Win. 

Win tersadar. terkejut dengan kepala Haruhi, yang tiba-tiba berada dibahunya.

Dengan cepat, tangannya mendorong kepala Haruhi menggunakan kekuatan penuh. Hingga terkena jendela. Kebetulan juga jalannya sedikit bergoyang, hingga menimbulkan suara benturan

keras. 

BRAKKK!

"Ouch!!! Sakit." Haruhi terbangun. Seraya memegang kepalanya, Ialu kembali keposisi duduknya. Dia tidak tahu jika Win yang telah mendorong kepalanya. Ia malah polosnya berpikir karena jalannya yang tidak bagus. 

Win hanya tersenyum simpul, Sambil menahan tawanya.

mereka telah sampai, dan berhenti diparkiran rumah sakit. Haruhi mematung seketika, jelas sorotan matanya ketakutan dan wajahnya memucat. Ia mencoba menenangkan diri.

"Kenapa.?" Tanya Win. 

"Tidak apa-apa!" Haruhi mencoba tersenyum, ia tidak ingin orang tahu ketakutannya. 

Win seolah sudah tahu, atas kegelisahan Haruhi, Ia langsung memegang tangan Haruhi. Bukannya nyaman, Haruhi malah spontan menepis tangan Win.  

"Jangan berani menyentuhku!!!" Ucapnya dengan nada kesal.

Namun Win berdalih. Jika memegang tangannya Haruhi, karena ini kesepakatan pertama.

"Tenanglah! kau pasti akan mengerti.!" Win kembali memegang tangan Haruhi, dengan paksa lalu mereka berjalan di koridor rumah sakit. Terlihat banyak pasien rumah sakit, yang lalu lalang. Membuat tubuh Haruhi terasa bergetar hebat, Untung saja Win tidak memperhatikannya. 

Win tiba-tiba berhenti diruangan Pasien. Terdapat celah dipintunya, mungkin orang yang masuk tidak menutupnya dengan rapat. 

Ada beberapa orang, yang sedang berbicara kepada orang yang tengah terbaring, ditempat tidur yang mewah itu. 

Mereka tampak bercerita, hal yang serius. Sehingga tidak bisa diganggu. 

Win hanya bisa membatu, kelihatan sekali tangannya sedikit bergetar, Haruhi merasakannya. Lalu win mengepal tangan Haruhi dengan kekuatan penuh, hingga Haruhi merasakan perih. 

Sekretaris yang ada disamping Win mencoba mengetuk pintu, secara Hati-hati. 

"Tuan muda telah sampai!!" Lapornya dengan jelas.

Pria tua tersebut menegakkan badannya yang sedikit bungkuk, Lalu mempersilahkan orang-orang yang berbicara dengannya agar segera keluar. 

"Masuklah!!" Ucapnya dengan singkat. 

Haruhi dan Win, masuk secara bersamaan. 

dengan kedua tangan mereka masih menggenggam satu sama lain. 

"Apa dia pacarmu?" Tanya pria Tua, yang suaranya terdengar ramah. 

"Iya... " Jawab Win Tegang, hingga keringatnya dapat dirasakan Haruhi, dari celah tangannya. 

Padahal orang yang dihadapannya, tampak ramah dan juga terlihat baik. Tapi dia masih saja tegang seperti ingin suasana ini cepat berlalu. 

Pria tua itu tersenyum kegirangan, terlihat jelas dari pelupuk matanya, yang terangkat keatas.

"Kami akan Menikah !!!" Kata Win seketika. 

Pria tua itu sejenak terdiam, mendengar pernyataan Win.  

"Apa kau gila!! Aku bahkan belum setuju! " Bisik Haruhi.

"Apa kau, mencintai cucuku?" 

Win Kelihatan tampak tidak senang mendengar hal itu, Ia mecoba memotong pertanyaan kakeknya. 

"Kami akan menikah besok!!" Jawab Win lagi tanpa Ragu sedikitpun, didepan Pria Tua yang tidak bisa ia singgung. 

Haruhi merinding seketika, mendengar pernyataan Win. 

"Kau memang gila ya!! Besok? Sialan, aku akan menghajarmu, setelah ini!" Bisiknya sekali lagi.

Win yang kegalabakan, hanya mempunyai jawaban itu dipikirannya. 

Kakeknya tidak menyerah, menanyakan hal itu lagi. Dia beralih bertanya kepada Win. 

"Apa kalian saling mencintai? " 

Win tidak bisa mencari alasan lain. Akhirnya menyerah.

"Kami saling mencintai, tolong restui kami menikah!!" Ucapnya dengan tatapan serius. 

Pria tua tersebut mencoba mengamati Win dengan penuh arti. Ia terdiam sebentar.

Dan memberikan Win nasehat. 

"jangan terlalu menampakkan diri!!nanti orang-orang akan melihat kelemahanmu"

Yang artinya jangan menampakkan diri terlalu cinta dengan seseorang, orang akan tahu kelemahanmu adalah perempuan. 

Win mengangguk, tanda setuju atas pernyataan kakeknya. 

Lalu kakeknya beralih menatap Haruhi. 

"Kau mencintai Cucuku? "Ia bertanya sekali lagi. Dengan poros matanya terlihat ingin tahu. 

"Eh apa ?" Haruhi mencoba mencari jawaban dengan menjereng Win. 

Win memberi kode, dengan mengedipkan matanya sebelah kiri. Haruhi yang sudah paham, mengangkat jempolnya. "Oke." Ucapnya dari bahasa isyarat dibibirnya. 

Lalu Haruhi, membuka mulunya perlahan. 

"Aku Tidak Mencintainya!!" 

Haruhi sengaja berkata sperti itu, Ingin membalas perbuatan Win, yang berbicara seenaknya tadi.

Tanpa sengaja, Haruhi melihat kakenya Win tampak tersenyum licik. Ia berpikiran jika kakeknya Win, tidak ramah seperti yang ia pikirkan pertama kali. 

Win kalang kabut, ia terlihat sudah pasrah karena ketahuan berbohong, ia mencoba melepaskan genggaman Haruhi. 

Haruhi yang merasakan, bahwa Win ingin melepaskan genggamnya, kembali meraih tangannya dengan cepat.

Haruhi mencoba mengeroksi apa yang ia katakan. 

"Aku tidak mencintainya! TAPI, AKU SANGAT MENCINTAINYA!!!"Ucapnya dengan suara lantang. Sehingga satu ruangan bergetar mendengarnya. 

Win tersenyum simpul, mendengar pernyataan dari Haruhi. 

Kakek yang mendengar, kaget seketika. Dia hanya terdiam tanpa mengatakan apapun lagi. Namun matanya menatap Haruhi dengan tajam.

Haruhi tidak peduli, malahan tersenyum menang. Ia akhirnya mengetahui, jika pria tua itu memamg orang yang tidak baik. 

Mendengar ucapan Haruhi, kakeknya tersenyum setengah-setengah. 

"Benarkah?" Tanya pria tua itu yang tidak percaya. 

Haruhi yang sangat tertantang, dengan ekspresi itu, malah semakin liar mengungkapkan perasaannya. 

"Tentu saja, bahkan kami sudah tidur bersama!!!" Kata Haruhi seenaknya. 

Ia melirik kakeknya Win. penasaran, reaksi apalagi yang akan dia lihat. 

Win terkejut dengan apa yang didengarnya, ia merasa malu, dan menatap Haruhi dengan dingin agar tidak berbicara lagi. 

Haruhi bahkan tidak merasa bersalah seditkpun, ia dengan berani tersenyum kepada Win. "Tenang saja." Bisiknya lembut. 

Pria tua itu sudah tidak dapat menahan emosinya. Ia berpura-pura lembut dengan mengatakan. 

"Baguslah kalau begitu!!ternyata ada yang sangat tulus padamu! aku sangat senang mendengarnya." Lalu menyuruh Haruhi dan Win, agar segera keluar. Karena dia beralasan ingin beristirahat.

Mereka menunduk kepada pria tua itu, sebelum keluar. Ketika sudah sendiri, pria tua itu mengambil gelas disampingnya, lalu melemparkannya kedidinding dengang kesal.

Dan kembali tersenyum sinis. 

Mereka berjalan ketempat parkiran, Win terlihat lega, Termaksud Haruhi, yang dengan Santainya meregangkan otot tangannya seraya menguap mengeluarkan sisa kantuknya. Ia menatap Win dengan mata sayu. "Aku pergi dulu!!" Katanya yang sudah ingin menghilang.

"Tahu tidak! salahmu apa?" Tanya Win dengan nada menyolot. 

"Kau ini!! sangat tidak tahu malu! sudah dibantu malah marah!" Celetuk Haruhi sembari melipatkan kedua tangannya di dada. 

"Kau tadi sudah kelewat batas!" Balasnya dengan dingin.

Lalu ia menyuruh seketarisnya yang sedari tadi disampingnya, mengambil secarik kertas ditasnya. 

"Daiji! tolong ambilkan kertas, yang telah dibuat tadi.!" Perintahnya.

"Ini pak." memberinya dengan sopan.

Win lalu memberikannya kepada Haruhi, dan juga memberikan sebuah ponsel padanya.

Bahwa dia, akan menghubungi Haruhi ke nomor itu. 

"Kita akan mendaftarkan pernikahan besok! aku akan menghubungimu! " Tanpa basa-basi lagi Win dan seketarisnya berlalu pergi meninggalkan Haruhi.

Haruhi memegang secarik Kertas yang berada ditangannya, dengan tersenyum kecut. 

Haruhi berjalan menyusuri jalan, menuju pulang. Ia merasakan kelelahan, yang menjalar di seluruh tubuhnya. Namun ia sudah tidak sanggup lagi melangkahkan kakinya, yang terlalu berat.

Sore yang sudah tenggelam, tinggalah gelap yang muncul. Haruhi membuka ponselnya, banyak sekali, panggilan dari Gift berjejer memenuhi pemberitahuan ponselnya. 

Ia mencoba duduk di persimpangan jalan, dan meninggalkan pesan suara untuk gift.

"Yoo, gift. Tolong jemput aku, aku sudah sangat mengantuk, aku akan mengirim alamatnya, oke?"

Gift membuka langsung pesan suara dari Haruhi. Ia lalu bergerak cepat, kearah motornya. Melajukannya dengan kecepatan tinggi.

Ia menebak, jika Haruhi sedang tertidur ditengah jalan. Ia menelepon Haruhi tapi tidak diangkat sama sekali, Dia jadi khawatir dan memeriksa di setiap sudut jalan.

Akhirnya ia menemukan Haruhi, yang sedang meringkuk sambil menutup matanya.

Gift hanya tersenyum melihat tingkah haruhi, Ia perlahan menghampiri Haruhi sambil tersenyum tipis. Lalu menjulurkan tangannya, ke kepala Haruhi, seraya mengelusnnya dengan lembut. 

"Apa, yang harus ku lakukan padamu! " Ucapnya dengan rasa bersalah terlukis diwajahnya.

Gif menempatkan badannya, dengan cara melipat kedua lutut bertumpu pada telapak kaki, dengan pantat tidak menjejak dihadapan Haruhi. Lalu Gift perlahan, mangangkat kaki Haruhi agar melekat kepunggungnya.

Menggendong Haruhi, dengan penuh hati-hati agar Haruhi tidar tersadar dari tidurnya.

Berlajan mengintari jalan, dengan menatap langit yang penuh bintang, sebelum memasuki mobilnya.

Lalu setelah sampai, ia membuka pintu tengah mobil, dan meletakkan Haruhi dengan kelembutan. da juga mengawaskan anak rambut Haruhi yang berantakan. 

"Kau sungguh berat sekali.!" Celetuknya.