Chapter 5 - Ciuman pertama

Kakek Hanya membalas dengan senyum tipis kepada Haruhi. seolah tidak ingat kejadian tempo hari. ia mempersilahkan Haruhi duduk di bangku kosong yang telah disediakan.

Haruhi memaksakan tersenyum melihat keramahan yang diberikan kakeknya Win. 

Haruhi dan Win duduk serentak bersampingan. bak tamu yang penting salah satu dari mereka mencoba mengambilkan lauk untuk Haruhi. "makan yang banyak." 

Wanita itu ternyata adalah bibi Win. terlihat dari bahasa tubuhnya, ia memang orang yang rendah hati. 

sehinggamembuat Haruhi, semakin canggung.

Haruhi yang tidak tahu bersikap ramah ia mencoba tersenyum manis. 

"Terimakasih Bibi!" Ia mengambil piring yang telah berisi lauk.

Semua orang terlihat sibuk, mereka berbicara satu sama lain, anggota Keluarga Win bisa dikatakan sangat ramai dengan beranggotakan 8 orang, yang sedang duduk makan bersama. belum lagi orang yang tidak bisa hadir. Salah satu yang duduk, didekat bibi Win. Hadir seorang pria berkumis, wajahnya terlihat asing, postur tubuhnya juga tidak terlihat ramah.

Bahkan ia melahap makanannya, dengan angkuh. saat pertama Win datang, dia terus saja memperhatikannya. 

"Apa kalian sudah menikah!?"

Celetuk pria berkumis tersebut, kepada Win. 

"Sudah paman!!" 

Win kelihatan tidak ingin berbicara lagi. Hingga menjawab dengan singkat. 

"Apa kau yakin? Kenapa tidak memakai cincin pernikahan kalian?"

Kelihatan jelas sekali, pria berkumis itu hanya

ingin mencari kesalahan.

Win mematung sesaat. 

Haruhi yang memerhatikan, tingkah paman Aidan yang sangat menganggu. 

Setelah Win sejenak berpikir, ia mendapatkan alasan yang tepat. 

"Kami meninggalkannya dikamar!"

Win mencoba tidak bergeming sedikitpun dengan alasan yang ia buat.

"Kau bercanda!! bahkan demi harta dan status ibumu, kau rela Berupura-pura menikah dengan gadis miskin sepertinya!! Sungguh putra Kazuo memang luar biasa." Dia terkekeh sembari menatap Win, dengan padangan hina. 

Kakek yang sudah tidak bernafsu makan, melayangkan gelas kaca yang sedang dipegangnya, kehadapan pamanya Win.

Untung saja dia langsung mengelak. kalau tidak, akan terjadi pertengakaran berdarah. 

Semua orang yang menyaksikan, menjadi mematung, tidak ada dari mereka berani untuk berbicara, termasuk Win. 

Sebaliknya Haruhi, ia malah ingin menambah keributan. Ia berdiri diantara orang-orang 

yang mematung, seolah takut dan tidak berkutik sama sekali. 

"Maaf sebelumnya!untuk kakek dan semuanya." Lalu Haruhi menatap paman Win, dan para keluarga lainnya. 

"Kami sungguh sudah menikah!!!kalau tidak percaya, aku akan memberi bukti kepada kalian."

Win sudah ancang-ancang, masalah apa yang akan ditimbulkan Haruhi, ia tidak bisa membayangkan, lalu ia diam-diam menatap Haruhi, seolah ingin menyampaikan sesuatu dari tatapannya. 

Haruhi tidak mengindahkan tatapan Win, malah sebaliknya, ia masih santai melihat orang-orang, yang penasaran dengan perkataannya. 

Kakek Win, melipatkan kedua tangannya keperut. Dia sungguh sudah tidak sabar, mendengar apa yang akan dikatakan isteri cucunya. Ada keganjalan dihatinya, seperti ada keraguan, akan hubungan mereka. 

"Aku percaya dengan cucuku, tapi tidak ada salahnya pembuktiaan!! agar semua orang percaya? "

Dia berbicara seolah dia percaya, padahal, diantara orang disini, kakek Win yang paling tidak percaya atas pernikahan berdasarkan cinta antara Haruhi dan Win. 

"Baiklah kalau begitu lihat aku." 

Lalu Haruhi memutarkan badannya kearah Win.  Ia memberanikan diri memegang pipi Win yang halus tanpa cacat sedikitpun. 

"Apa lagi yang akan kau lakukan?"Tanya Win yang sudah memiliki firasat buruk.

walau begitu, ia tetap tenang, mungkin ini cara agar orang tidak ragu atas pernikahan mereka lagi. Haruhi perlahan mendekatkan wajahnya Kearah Win secara perlahan, sembari menutup matanya. Dengan lembut, Haruhi melekatkan bibirnya kebibir Win yang terasa dingin. Mereka berciuman, Orang-orang yang hadir seketika ternganga dengan mata melotot. 

Seakan tidak percaya, dengan apa yang mereka lihat, dan diantara mereka berusaha menutup mata anak-anak yang ikut hadir.

tak terkecuali kakeknya Win, pembuluh darah tampak muncul di lehernya. Seolah ia malu dan marah melihat apa yang terjadi. ia juga terlihat, sedang memegangi otot lehernya. 

Win yang terkejut tampak pupil matanya seketika membesar, ia mematung dan tidak berkedip sedikitpun, bibirnya seakan ikut berkedut, rona merah perlahan muncul diwajahnya. Haruhi lalu menyudahi ciumannya. 

"Memalukan sekali." Ucap Haruhi yang berpura tersipu malu dan menutup wajahnya, Ekting Haruhi Kelihatan alami, terlihat jelas dari reaksi paman Win tanpak ia menunduk malu atas keraguannya. 

Kakeknya Win sudah diatas ambang emosi, ia mencoba kembali tersenyum, dan mengundurkan diri dari perjamuan. 

"Aku butuh istirahat, acara makannya kita sudahi, 

kalau kalian mau tetap disini silahkan saja." tuturnya seraya berjalan. Kakeknya Win lalu pergi kekamar dibantu oleh pengawalnya. Orang-orang yang hadir,bubar seketika. terpancar dari raut wajah mereka terlihat canggung. paman Win sendiri yang tidak senang, ia terlihat seolah masih belum puas mecari gara-gara , bahkan ketika hendak pergi, ia masih sempat tersenyum sinis kepada Win. 

"Ayo kita pulang." usul Haruhi. 

Win masih bengong, ia kelihatan masih tidak percaya, lalu ia mengepalkan tangannya, ia berdiri seraya menarik tangan Haruhi dengan kasar menuju kemobil. 

"kau ini kasar sekali." ujar Haruhi, Win tidak memperdulikannya, ia terus berjalan hingga memasuki mobil. 

Mobil sudah mulai bergerak maju, sehingga Mereka sudah keluar gerbang, saat sudah diperempatan jalan yang sunyi, tiba-tiba Win menyuruh supirnya berhenti. 

"kalian semua keluar." ucap Win dingin. 

Supir dan seketarisnya, mengangguk setuju dengan cepat, Lalu mereka bergantian membuka pintu yang ada, disebelah mereka masing-masing. 

Haruhi juga hendak ingin membuka pintu. 

namun dicegat Win, "mau kemana? "

"bukankah kau juga menyuruhku keluar?"

"kau tetap disini." ujar Win sembari melonggarkan dasi yg ia kenakan. 

Haruhi yang melihat merasa terpancing untuk menggoda, dengan sengaja ia bersiul menyaksikan dada Win yang sedikit terbuka. 

"kau terlihat seksi sekali seperti itu." goda Haruhi yang sedikit memegang kerah Win. 

Win tersenyum Menyeringai, ia lantas dengan lantang mendorong badan Haruhi dijok mobil, hingga badan Haruhi terlentang, dengan Api yang membara lalu ia memegang kedua tangan Haruhi sembari menimpanya dengan badannya yang berotot. 

"kau mau melakukan yang lebih gila dari ciuman?" ia sengaja menggertak Haruhi agar jera. 

Sedikitpun Haruhi merasa tidak takut, malah ia terkekeh dengan perilaku Win yang terlalu kekanakan. 

"kenapa kau tertawa? apa kau pikir aku tidak

bisa melakukannya?" Ancam Win, dengan kedua bola mata yang menyala seperti serigala yang ingin menerkam mangsannya. 

Haruhi memegang pipi Win dengan senyum Mengejek seraya berkata. 

"aku sudah penah melakukannya jadi kenapa harus tidak percaya."

DEG! 

pernyataan itu seketika menyambar seperti kilat. tidak tahu apa yang dipikirkan Win, hingga ia mematung sesaat, matanya yang sedang menyalak seakan normal kembali. lalu kesempatan bagi Haruhi untuk melepaskan badannya dari himpitan Win. ia mendorong badan Win, yang seperti tidak punya tenaga. 

"Aah, tidak seru sama sekali." ucap Haruhi sembari mebenarkan rambutnya yang sudah acak-acakan. 

keheningan mereka terhenti, seketika datang tiga orang pria bertubuh besar,  kedua orang mengedor pintu kaca mobil agar segera dibukakan, dan satu laginya tampak berdiri didepan terlihat sedang menyandra Supir dan Sekretaris Win dengan 

menodongkan senjata api dikepala mereka. 

Win menatap mereka dengan tajam, ia perlahan menghembuskan nafasnya satu kali hentakan. 

"kau tunggu lah disini, aku akan menghadapi mereka." ucapnya ia perlahan mulai membuka pintu mobil, Yang lansung dicegat Haruhi. 

"kau yakin? " ia melihat Win dengan raut wajah yang santai. 

"kau pikir aku siapa?" Win lalu tidak memperdulikan Haruhi, ia menutup pintu mobil tanpa beban sedikitpun. 

"kalian hanya butuh aku kan,lepaskan mereka berdua." win berbicara dengan nada dingin kepada penjahat tersebut. 

salah satu dari penjahat yang sudah menunggu didepan mobil, melemparkan seketaris dan supir Win secara bersamaan,dengan kasar dalam keadaan tangan yang masih terikat. 

Lalu diantara mereka menodongkan balik kearah Win dengan cepat, Haruhi yang hanya menonton penasaran dengan apa yang akan dilakukan Win.

Win menggretekkan jarinya, lalu mendorong kepalanya kekanan dan kekiri, seraya 

menegangkan otot lehernya.

"Ku bilang jangan bergerak atau pelatuk ini akan menembus otak mu." ucap penjahat tersebut, dengan nada menggertak. 

Win tersenyum sinis, ia menendang kaki penjahat tersebut sebelah kanan, sembari merendahkan 

badanya dengan telentang, yang masih setengah berdiri, lalu ia mengambil pistol yang tepat 

diatas wajahnya.

Lalu Win mengepalkan tanganya ia memberikan tinjunya dengan sekuat tenaga.

BRUKKK! 

terlihat penjahat tersebut terjungkal dengan keadaan badan tengkurap ketanah, ia terlihat kesakitan dan memegangi perutnya. 

Haruhi yang sedari tadi memperhatikan, sedangl memakan cemilan yang entah dari mana asalnya. ia kelihatan tegang seperti sedang menonton film action. 

Tanpa Haruhi sadari ia tersenyum "Dia semakin tampan saat bertarung", timpalnya dalam hati.