Chereads / The Arrogant CEO. / Chapter 10 - You will regret

Chapter 10 - You will regret

Akhirnya keduanya menjadi rival untuk mendapatkan perhatian Dita, mereka membuat kesepakatan di mana kertas kesepakatan itu masih ada bahkan sampai saat ini dan mungkin saja akan ia hancurkan saat ini, ketika Petra sudah mengetahui jika Galang menyakiti Dita sampai sebegininya dengan mendua. Jika dia tau lebih awal, mungkin dia sudah mengintervensi rumah tangga Galang dan Dita dengan cepat.

Suara langkah kaki yang cepat datang, hal itu menginterupsi keduanya yang tengah mengobrol. Dita menoleh ke arah suara bersamaan dengan itu, Arsa yang senang langsung berhambur ke arah Petra yang berdiri dan menerima tubuh kecil itu jatuh dalam pelukannya.

"Om kangen, kemana aja selama ini? Arsa pengen main lagi, papa mau aku ajak main nggak pulang. Kesal aku!"Adu Arsa kepada sahabat ayahnya.

Petra tertawa mendengar kalimat yang pertama Arsa katakan ketika bertemu dia adalah keluhannya tentang sang ayah, dia tau betul betapa Arsa sangat membanggakan ayahnya di depan dia jadi ketika dia jarang melihat sang ayah maka hal pertama yang dia adukan pada Petra adalah kekesalannya.

Dia seakan lupa tentang teriakan dan juga nada tinggi yang Galang katakan pada ibunya semalam, hari ini dia hanya ingin bermain dan menunggu ibunya bekerja dulu akan sangat membosankan. Dan keberuntungan datang padanya saat mendengar Petra datang ke rumahnya.

"Ayo kita main om, aku nggak mau ikut mamah kerja. Nanti bosan dan aku malah tidur, kalau tidur nanti nggak jadi jalan-jalan."Katanya pada Petra.

Dia memandang Petra dengan mata polosnya yang jernih. Tatapannya mengingatkan dia tentang pertemuannya pertama kali dengan Dita, mata yang sama persis ini menatap mendamba penuh rasa kagum ke arahnya. Padahal kala itu mereka baru saja bertemu, tapi saat Dita tau kalau dia adalah anak dari seorang konglomerat yang memang tengah merintis bisnisnya sendiri melalui pelajaran yang didapat selama menimba ilmu dan juga dari sosok ayahnya.

Dita berkata."Kamu keren banget, jarang ada orang berani seperti kamu. Pasti sangat sulit waktu kamu merintis dan sampai di titik sekarang, walau belum menjadi perusahaan besar kamu tetap berusaha. Aku juga sedang mencari pengalaman, tapi aku sering kena teguran sama mamah aku buat berhenti bekerja gak jelas."

Dia kemudian tertawa dengan jenaka kearahnya, dia pikir waktu itu akan sulit untuk berbicara karena mereka baru saling mengenal. Tapi Dita, dia berhasil membuat sisi tembok besar itu hancur dan Petra ikut tertawa dengan ucapannya yang tidak ada kata lucu tersirat di sana. Dia hanya, merasa kalau Dita bukanlah orang yang akan menilai seseorang hanya dari satu kali melihat.

Petra menuruti keinginan Arsa, dia mendongak untuk meminta izin pada Dita sebagai ibunya. Dita yang sudah sadar akan waktu merasa dia memang perlu segera pergi ke tempat meeting, melihat putranya yang sudah melekat pada Petra akan sangat sulit merayunya dengan cepat.

"Kamu nggak repot bawa main Arsa?"Tanya Dita tidak yakin pada akhirnya.

"Gapapa, lagian sudah lumayan lama aku nggak jalan-jalan berdua sama Arsa. Kalau kamu mengijinkan aku bakalan ajak dia main dan datang menjemput setelah kamu selesai meeting. Bagaimana?"Tawar Petra pada Dita yang berpikir sejenak sebelum mengangguk.

"Oke, kalau begitu aku berangkat duluan. Maaf jadi ganggu waktu istirahat kamu."Kata Dita merasa tidak enak.

Padahal hal ini Petra harapkan di luar rencananya, dengan adanya Arsa dia bisa mengambil banyak waktu dan alasan untuk bertemu dengan Dita tanpa perlu membuat skandal yang merusak nama Dita. Di sini yang akan dia buat sadar dan malu adalah pasangan selingkuh itu. Dita tidak harus menderita lagi.

"Bareng aja sekalian, nanti biar kalau selesai ajak main Arsa aku bisa langsung nyusul dan antar kamu pulang lagi."Petra tidak mau berpisah dan mencoba peruntungannya.

"Yaudah, kalau gitu aku ambil tas dulu sama bilang Nisa buat ikut."Mendengar itu Petra mengangguk sambil tersenyum.

Setelah Dita berbalik, dia memandang punggung sempit itu dengan penuh damba. Arsa yang ada di hadapannya melihat dan memerhatikan, kemudian tangan kecilnya memukul wajah Petra dengan kesal.

"Om nggak boleh liatin mamah terus!!"

"Nggak kok."Elaknya yang langsung di iyakan saja oleh Arsa kecil.

....

Ke empat orang itu sudah masuk ke dalam mobil milik Petra yang dia kendarai sendiri tanpa supir, memang sudah berniat untuk datang mengunjungi rumah temannya setelah dia memastikan sendiri gosip tentang perselingkuhan yang di sembunyikan banyak orang termasuk Dita sebagai istri dari Galang, itu artinya kesepakatan yang pernah dibuat oleh Petra dan Galang hangus karena hal yang Galang langgar.

Itu sudah mutlak, dia tidak bisa mengelak maupun menolak. Galang harus sadar kalau posisinya sekarang akan diambil alih oleh Petra yang masih mengharap posisi tertinggi di hati Dita, dia ingin menguasai seluruh hatinya untuk dirinya sendiri.

"Kamu beneran udah sarapan kan?"

"Udah kok, kamu nih cerewet ih. Tanya deh sama Arsa, kita udah makan."Jawab Dita dengan tawa renyah.

Petra suka mendengarnya, terdengar lepas tapi juga penuh duri luka saat Petra sendiri mengetahui suami perempuan ini bahkan tengah menghangatkan ranjang perempuan lain dan mengabaikan keluarganya sendiri.

"Terus setelah ini, Where do you want to go?"

"Playground, ice skating, or maybe to the zoo. Tapi, semua itu tergantung Arsa, aku mengajak dia untuk pergi bermain."Dita kemudian menghadap ke arah Arsa yang kini menatap ke arahnya juga."Gimana menurut Arsa, kita mau pergi kemana setelah rapat mamah?"

"Aku mau pergi asalkan om Petra ikut!!"Tawa Petra mengudara begitu renyah ditelinga."Oke, om Petra bakalan ikut kok. Arsa mau pergi main kemana?"

"Aku mau Ice Skating!!"

"Kalau begitu, let's go!!"