Chereads / The Arrogant CEO. / Chapter 13 - Tak Lagi memberikan panggung drama

Chapter 13 - Tak Lagi memberikan panggung drama

Pagi sekali, Galang bangun lebih dulu dan melihat pesan dari Laras. Perempuan itu sudah merasa lebih baik dan dokter berkata dia sudah diizinkan pulang hari ini, tapi dia sendiri tak bisa datang menjemput. Galang harus menepati janji untuk tetap disini, tidak, ini adalah janjinya kemarin kepada putranya yang bahkan mungkin tak lagi mengingat janjinya.

Dia duduk di ujung ranjang membelakangi Dita yang masih tidur, tak menyadari jika saat dia memunggungi Dita membuka matanya dan melihat ke arah suaminya tanpa ekspresi.

[Kalau begitu hati-hati, aku nggak bisa menjemput kamu. Arsa kemungkinan akan mencariku setelah janji kemarin, kamu bisa pulang sendirikan?]

[Aye, aye captain!!]

Galang tersenyum dengan balasan cepat dari Laras, rasanya menyenangkan hati. Gerakan di bagian ranjang membuat Galang menoleh dan mendapati jika Dita sudah bangun, perempuan itu langsung turun tanpa menoleh ke arahnya.

"Kamu mau kemana?"

"Memang apa yang biasanya orang lakukan setelah bangun tidur?"

Galang mengernyitkan dahi saat mendengar nada tak bersahabat dari Dita, ini bukan istrinya yang bersikap perhatian. Tidak, seharusnya Galang menyadari tapi bahkan dia tengah dibutakan oleh cintanya pada Laras.

"Dita, kamu mengabaikan aku?" Pertanyaan itu spontan terucap dari bibir Galang.

Entah kenapa, hanya saja dia sudah berpikir itu memang benar dan sedikitnya rasa takut hadir. Dita berbalik dengan helaan napas lelah, dia terlihat ingin membalas dengan keras tapi tidak lama matanya yang tertutup terbuka perlahan dan berkata.

"Memang aku seperti apa biasanya, tumben kamu peduli." Jawaban Dita membuat Galang tersadar dengan kelakuannya.

Setelah mengatakan itu Dita langsung masuk ke dalam kamar mandi, dia tak ingin mendengar pertanyaan tak bodoh lainnya yang bahkan sudah diketahui oleh suaminya sendiri.

...

Galang lebih dulu keluar dari kamar, dia belum mandi karena hari ini dia tak berniat untuk pergi ke perusahaan. Dia hanya akan berada dirumah bersama Arsa, setidaknya meski terlambat Galang tetap ingin menemani Arsa. Langkahnya berjalan menuju ke kamar putranya, terakhir kali adalah hal mengerikan yang Galang ingat.

Arsa panas tinggi dan hampir saja terkena kejang-kejang karena panas, tapi beruntung dia pulang. Agak sedikit merasa menyesal dengan hal ini, Arsa sakit karena kesalahannya. Tapi nasi sudah menjadi bubur, Galang tak bisa mengulang waktu agar kejadian itu tak terjadi.

"Nak, bangun udah pagi. Kita sarapan dulu..." Suara Galang sambil berjalan masuk ke kamar putranya yang masih tidur di atas ranjang dengan posisi yang tidak benar.

Galang menepuk pipi putranya itu, Arsa terlihat mulai terganggu oleh usapan tangan Galang di wajahnya yang berulang-ulang.

"Papa!! Ihhhh..."

"Bangun, ini sudah pagi loh. Nanti kamu sakit perut kalau gak makan sekarang."

"Males ih! Hikss...." Arsa malah menangis saat Galang mengangkatnya ke dalam gendongan. "Papa!!"

"Sarapan dulu, kita nanti main loh sama mamah juga."

Mendengar ucapan Galang, mata Arsa yang tadinya sulit di buka langsung bersemangat. Bocah laki-laki itu langsung bertanya dengan polos.

"Beneran kita jalan-jalan?"

"Iya, nanti mau main kemana, papa antarkan!"

"Oke, jangan bohong lagi... papa suka bohong sama aku." Ungkap Arsa berhasil menyentil Galang yang senyumnya berubah kaku.

"Gak kok, papa gak pernah bohong."

"Huh!"

Keduanya berjalan kearah dapur, Galang terus berbicara pada putranya itu. Di sana Galang melihat jika Hasna dan Nuri tengah membereskan meja dapur dengan sarapan, mereka terlihat cekatan dan Galang sampai di sana keduanya langsung pamit dengan senyuman. Namun sebelum itu, Hasna berhenti dan bicara.

"Ibu pesan buat di bikinin nasi goreng pedas, saya sudah pisahkan di piring cokelat pak. Ada potongan sosis sama ayam suwir sesuai kesukaan bapak." Begitu katanya.

Sontak ucapan Hasna membuat Galang terdiam, lebih tepatnya dia agak masih terkejut. Menilai sikap istrinya tadi pagi dan sekarang Dita bahkan memberi perintah pada pembantu untuk menyiapkan sarapan kesukaannya, nasi goreng pedas dengan suwiran ayam.

"Pa, turunin!" Arsa meminta pada Galang yang tertegun untuk menurunkannya dari gendongan.

Pria kecil itu kegirangan saat melihat potongan buah alpukat yang rapi diatas piring dan juga nugget kesukaannya, Galang melihat Arsa yang mandiri. Putranya bahkan di usia 3 tahun kurang, sudah begitu pintar. Bagaimana jika sampai apa yang tersembunyi, akan dipertanyakan oleh putranya.

Selama ini, Galang merasa semua aman-aman saja. selama Dita tak buka mulut, Galang akan terus merasa aman. Tidak lama setelah itu, Dita datang dengan pakaian rapi. Bahkan aroma minyak wanginya sampai membuat Galang sempat terlena, itu lembut dan menyegarkan.

"Kamu mau pergi kemana?"

"Kemanapun aku pergi, biasanya kamu tidak akan peduli." Jawab Dita tidak seperti biasanya.

Dimana dia akan berbinar saat Galang bertanya kegiatan sehari-hari yang akan dilakukannya, tapi sekarang dia terlihat lebih defensif dan sinis.

"Aku serius, niatnya mau mengajak kamu pergi bersama dengan Arsa."

"Udah telat, aku mau ada rapat untuk fashion show desain pakaian di butik."

"Kenapa kamu selalu sibuk kalau aku ada dirumah?!" Galang bertanya dengan begitu percaya diri, dan Dita menatapnya sambil menyeringai. "Apa? Kenapa melihatku seperti itu."

"Lucu aja, lagian aku udah pernah luangin waktu. Tapi gak pernah ada yang berubah, saat aku yang bekerja kamu menuduhku. Gimana aku gak tertawa karenanya." Ujar Dita sambil mengoleskan selai cokelat diatas roti panggang miliknya.

Dia hanya akan makan roti selai coklat dan buah mangga yang dia minta pada Hasna untuk di potong, setelah memberi pesan membuatkan sarapan favorit suaminya.

Galang sendiri tak bisa menjawab ucapan dari istrinya, tapi mana bisa dia menerima begitu saja. harga dirinya terluka, tapi dia tau diri untuk tidak memperpanjang semuanya.

"Arsa, mamah pergi dulu. Kamu main sama papa, jangan nakal dan kabarin mamah lewat ponsel papa pake voice note ya." Dita mencium kedua pipi putranya dan mencium sekilas pipi suaminya tanpa menghiraukan perdebatan mereka.

Galang melihat kepergian Dita, perempuan itu memakai setelah abu-abu yang cantik. Tas dan juga high heels berwarna hitam, kaki jenjangnya yang putih tak dibalut dengan stoking membuatnya terlihat begitu menawan. Tanpa disadari, Galang ingin membuat istrinya itu menggunakan celana panjang yang dapat menutupi kakinya.

"Papa, aku mau main ke taman safari! Mau liat ulal sama halimauuuu." Ujar Arsa yang pipinya terdapat alpukat yang berantakan, bahkan mulutnya masih ada makanan yang belum terkunyah sempurna.

"Oke, kalau gitu kamu makan dengan benar. Kita pergi buat liat harimau!!"

...