Sejak mobil mereka mulai meluncur, Stein tidak pernah melepaskan tangannya. Dia terus menggenggam tangan Adeline. Wajah pria tampan itu sedikit tegang. Adeline bahkan tidak berani bertanya apa yang terjadi. Dia hanya menduga-duga sendiri kalau Stein merasa bersalah karena apa yang terjadi di antara mereka tadi pagi.
Stein memang layak untuk merasa bersalah. Dia mmbuat hari Adeline menjadi berbunga sekaligus terbang tak beraturan. Tiba-tiba siang ini Stein mengatakan ingin mengajak Adeline bertemu dengan salah satu kolega mereka. Stein bahkan meminta Adeline membatalkan meeting bersama staff untuk laporan bulanan.
Adeline menuruti saja keinginan Stein. Perusahaan itu toh milik Stein. Dia hanya bagian kecil yang diberi tanggung jawab mengontrol pergerakan perusahaan. Dalam banyak hal kadang Adeline merasa bahwa Stein memberinya jabatan direktur hanya sebagai basa basi. Karena sebenarnya Stein hanya ingin Adeline tidak meras canggung dengan uang yang dia berikan.
