Sepuluh menit kemudian Wuri kembali ke kamar Sander. Untuk memberikan obat pertama. Ketika dia memasuki kamar, dilihatnya Sander sudah tertidur lelap. Wuri menatap ragu pada botol obat yang ada di tangannya. Dia tidak punya banyak waktu untuk menunggu Sander terbangun. Jam di dinding sudah menunjukkan hampir pukul dua belas malam. Wuri hanya memiliki batas toleransi lima menit untuk pemberian obat tersebut.
Dia melangkah ke tepian ranjang Sander. Lalu mulai mencoba membangunkan pria di hadapannya. Dengan suara bernada biasa.
"Sander … Sander … Sander!" Wuri mendengus kesal.
Tampaknya efek obat yang dokter Marina berikan tadi sore masih bekerja. Membuat Sander tertidur dengan nyenyak. Tapi, Wuri perlu memberikan pada Sander obat yang ada di tangannya tepat waktu.
"Sander!"
Pria itu tetap tidak bergeming. Wuri lalu duduk di tepi ranjang Sander. Perlahan dia menjulurkan tangan dan memegang lengan Sander. Mengguncangnya agar pria itu terbangun.