Wuri duduk di salah satu sisi dalam pesawat. Mereka baru saja lepas landas menuju Indonesia dengan pasawat pribadi milik keluarga Brandt. Perasaan wanita itu sulit di deskripsikan dengan kata. Indonesia baginya adalah rumah. Tempat di mana seluruh hidupnya bermula dan dibangun.
Di sana Wuri pernah merasakan pahitnya hidup di panti asuhan sebagai anak yang terbuang. Panti asuhan kecil yang dikelola oleh pasangan suami istri yang baik hati. Sesekali mereka harus makan berkekurangan. Kasih sayang Ibu Merry dan almarhum suaminya adalah kekuatan bagi setiap anak yang berada di sana.
Wuri menggenggam kalung berlogo C&S yang dia kenakan. Liontin kalung begitu indah dan berkilauan. Sebelumnya, Wuri tidak peduli dengan kalung itu. Wuri juga tidak peduli dengan cerita dan latar belakang dirinya. Bagi Wuri, dia berada di panti asuhan karena tidak diinginkan. Sebuah pernyataan yang cukup untuk membuat Wuri ingat dan tidak peduli dengan siapa dan dari mana dia berasal.
