Marshal berdiri di depan unit flat yang Ruth tempati. Dia ingin memaki dirinya sendiri. Sejak berangkat dari mansion Brandt tempatnya tinggal sampai ke tempat ini, jantung Marshal seolah gelombang yang berdetak tak karuan. Dia seperti gadis yang sedang dimabuk cinta.
Berkali-kali Marshal mengucap untuk dirinya sendiri.
"Ini hanya makan malam biasa." Ucapan yang tampaknya percuma karena hatinya tetap saja merasa gugup dan gelisah.
Setelah beberapa kali menghela nafas, menyisir rambut dengan jari-jarinya, membenahi kemeja yang dia gunakan, akhirnya Marshall berani mengetuk pintu flat tempat Ruth tinggal. Dua kali dia mengetuk, sampai akhirnya pintu terbuka.
Seorang pria setengah baya berdiri di depan pintu. Pria itu menggunakan celana pendek dan kaos tipis berwarna putih. Dari balik kacamata yang dia kenakan, pandangannya memindai Marshall. Dari atas ke bawah dan sebaliknya. Lalu matanya terfokus pada sekuntum mawah merah yang ada di tangan Marshall.