Bibir hangat dan basah itu menyentuh bibir Wuri. Kilatan cinta yang pernah menyala seolah kembali untuk membakar mereka berdua. Semua tidak sama. Kali ini yang dicium oleh Sander adalah seornag wanita dewasa. Bukan gadis belia yang pemalu dan penuh rasa curiga.
Tidak ragu mengekspresikan cintanya, Wuri menyambut bibir Sander dengan suka cita. Puluhan kilo beban runtuh dari bahunya. Perasaan yang telah bertahun-tahun tertahan, kini terluapkan. Dua butir air mata mengalir di sudut wajah Wuri.
Bibirnya menyambut hangat Sander, menyambut bibir arogansi Sander yang mengalirkan banyak cinta. Kehangatannya bahkan terasa hingga ke dalam hati Wuri. Matanya terpejam menikmati setiap panggutan yang Sander berikan.
Merasa Sang Pemilik bibir tidak menghalangi, Sander meraih pinggang Wuri dan membuat tubuh mereka tidak berjarak. Tangan kekarnya begitu posesif melingkar di tubuh mungil wanita berambut gelap itu. Membuat mereka menyatu dalam senandung cinta tanpa drama.