Wajah tampan terbingkai kacamata itu sedang berdiri di depan Wong Hospital. Matanya memindah satu per satu orang yang keluar melalui pintu gerbang. Mencari sosok yang telah dia nanti.
Senyum mengembang di wajahnya. Seperti senja menyambut datangnya Sang Rembulan. Semburat kebahagiaan yang tidak dapat disembunyikan. Jika saja cinta itu memiliki aroma, maka semua pasti dapat membaui pria yang sedang berdiri di bawah pohon rindang itu.
Sander menahan dirinya untuk tidak tertawa. Entah siapa dirinya sekarang. Beberapa hari lalu dia masih merasa bahwa dirinya adalah pria yang paling tidak beruntung di dunia. Lalu tiba-tiba kini dia menjadi yang paling bahagia.
Bahagia dengan segala kebodohan yang dirasanya. Ketika dia melihat sosok mungil yang dia tunggu, baru saja melintasi gerbang sambil berbincang dengan seorang wanita sebayanya. Sosok mungil itu berhenti ketika melintas di depan Sander.
"Sedang apa kau di sini?"
"Menurutmu?" tanya Sander sinis.
"Menungguku?"