Ruth membawa sebuah kotak kecil dan mendekat pada Marshall. Sambil berdiri dia memberikan kotak itu pada pria yang tampak kesal tersebut.
"Duduk," perintah Marshall lagi.
Ruth membelalakkan mata. Dia nyaris tidak percaya ada pria yang begitu berani memberikan perintah setegas itu padahal mereka baru mengenal beberapa jam saja. Tapi, melihat Marshall mulai sibuk dengan rivanol dan selembar kasa, Ruth akhirnya memutuskan untuk menuruti saja keinginan pria itu.
Marshall memegang dagu Ruth, lalu perlahan memiringkan wajah Ruth untuk melihat luka di bibir samping lebih jelas. Perlahan Marshall mengusapkan kasa yang telah basah oleh cairan rivanol ke luka Ruth. Gadis itu terlihat memejamkan mata.