"Tentu saja kau bisa menggunakan ponselmu. Ambil!" perintah pria yang duduk di sebelah Tito.
Instruksi dari pria itu terdengar seperti angin surga. Namun wajahnya yang berbingkai kaca mata hitam sama sekali tidak terlihat bersahabat. Tito mengemudikan mbilnya dengan tangan kanan. Sementara tangan kirinya mulai sibuk mencari ponsel yang ada di saku celana. Perlahan di mengeluarkan ponsel itu.
Entah apa yang akan terjai, Tito hanya ingin Bryan bisa mendapatkan sinyal bahwa dirinya sedang dalam bahaya. Dia ingin Bryan pergi dari tempat di mana mereka berjanji akan, bertemu sekarang juga.
Jalanan di depan tidak terlalu padat. Dengan satu tangan, bukan masalah bagi Tito untuk mengarahkan mobilnya. Itu hanyalah sebuah jalan lurus menuju ke café tempatnya akan bertemu dengan Bryan. Matanya yag sedang fokus ke depan baru saja berpaling ke layar ponsel.