Keesokan harinya, di udara yang sangat terik, Bryan sudah duduk di depan meja kerja Odila. Mereka duduk berhadapan dan pandangan mereka seolah saling tarik menarik. Kali ini pertemuan tidak semanis kemarin. Odila dan Bryan duduk untuk membuat sebuah kesepakatan.
"Apa kau ingin menyingkirkan sepupumu yang menyebalkan itu?" tanya Bryan.
"Tidak, kematian terlalu sempurna untuk Adleine. Aku tidak ingin dia mendapatkan kematian yang mudah. Hidup Adelina harus sengsara, dia layak menderita seperti yang aku rasakan."
"Aku tidak punya ide. Kau lebih tahu apa yang ingin kau lakukan pada sepupumu yang menyebalkan itu."
Mata indah Odila berkilatan. Dia melihat Bryan seperti sepucuk senjata yang akan digunakan untuk menghancurkan hidup Adeline.
"Saat ini hidup Adeline adalah Stein. Tanpa Stein dia bukan siapa-siapa dan tidak bisa melakukan apa pun."
"Kau ingin membunuh Stein?" tanya Bryan.