Odila semakin gugup karena menyadari bahwa semua mata tertuju padanya. Dia beberapa kali harus menelan ludah untuk membasahi tenggorakannya. Melihat wajah Odila yang semakin memucat, Stein menggapai botol air mineral yang ada di tengah meja dan menyodorkan pada Odila. Dia merasa sangat kasihan melihat wanita yang biasa tampil mempesona itu terlihat begitu kacau dan kebingungan.
Odila segera meraih botol air mineral itu dan menenggaknya hingga setengah. Dia tidak peduli lagi dengan semua keanggunan dan kecantikan. Saat ini satu-satunya yang ada di kepala Odila adalah, dia harus tetap selamat. Apa pun yang terjadi nanti.
Merasa sedikit lega dengan air yang baru diteguknya, Odila menguatkan diri untuk lebih berani. Dia menatap semua wajah yang duduk di sekitarnya. Pandangannya berakhir di wajah Adeline, sepupunya.