Adeline merasa bersalah mendengar semua penjelasan Stein. Perusahaan Stein adalah kehidupan bagi keluarganya. Dia tidak bisa membayangkan jika Stein harus kehilangan semuanya. Kenyataan yang sangat menyakitkan dan tidak bisa diterima oleh ayah Stein sebagai pembangun perusahaan tentunya.
"Apa rencanamu, Stein?" tanya Adeline.
"Aku akan mendatangi Diane."
"Apa kemungkinannya?"
"Tidak ada,"
"Bohong! Kau akan mengemis pada Diane? Membiarkan rencana wanita itu berhasil?"
"Aku punya caraku, Adeline."
Wanita muda yang tidak berdaya seperti Adeline tentu saja merasa lemah saat menghadapi wanita seperti Diane. Dia menghambur ke pelukan Stein.
"Aku tidak mau kehilanganmu. Aku juga tidak ingin berbagi dengan Diane tentang dirimu."
Stein memeluk Adeline. Pelukan dan aroma wanita itu menyadarkan Stein bahwa Diane memang sedang memasang ranjau. Jika dia menuruti keinginan Diane, maka itu artinya dia membiarkan Diane menang. Berarti Diane berhasil menyeretnya ke masa lalu.