Kerlip lampu dan barisan gedung menjadi pemandangan yang Sander lihat ketika pesawat pribadi berwarna putih dengan logo Brandt mendarat di bandara international Dusseldorf. Matanya terasa pedih karena sejak kemarin malam dia bahkan tidak bisa tertidur.
Setelah menyatakan persetujuan pada Ellard tentang kepindahannya ke Jerman, sedetik pun mata Sander tidak mampu terpejam. Bukan Jerman yang mambuatnya terus berpikir. Tapi, kenyataan bahwa dia harus meninggalkan Media Terkini yang telah lama dibangunnya.
Perusahaan itu telah menjadi nyawa kedua bagi Sander. Dia pernah kehilangan segalanya karena perusahaan itu. Dia juga pernah mendapatkan semuanya karena perusahaan itu. Tempat di mana Sander menghabiskan hampir seluruh waktu dan tenaga untuk membuat Media Terkini mencapai posisi tertinggi dibandingkan perusahaan lain yang sejenis.