Pria itu bermata gelap dan rambut serupa. Wajahnya tampan khas Indonesia. Dia duduk elegan di kursi besar yang berada di belakang sebuah meja kayu dengan permukaan kaca. Matanya semakin menggelap saat melihat kedatangan Sander.
"Apa yang kau inginkan? Apakah aku punya masalah denganmu?" tanya pria itu. Pandangannya begitu tajam, seolah dengan matanya dia bisa membunuh Sander. Namun Sander Brand bukanlah orang yang mudah diintimidasi. Melihat keangkuhan pria tersebut, arogansinya terpancing.
"Aku tidak punya masalah denganmu. Begitu pula dengan wartawanku. Aku datang untuk menjemputnya." Sander mengatakan dengan nada datar yang sama.
"Membebaskan gadis cantik itu adalah urusan mudah. Tapi, katakan padaku apa yang sebenarnya dia cari di rumahku ini! Sebuah kejutan, Sander, seorang wartawan dengan usia muda dan dia wanita, begitu berani memasuki kandang singa. Kau mempertaruhkan terlalu banyak jika tujuanmu hanya sekedar berita."