Sander berusaha mencerna kata-kata Lia. Bukankah wanita ini beberapa menit lalu masih mempertanyakan tentang perlakuan Sander yang tidak menganggapnya istimewa? Lalu tiba-tiba sebuah surat undangan pernikahan disodorkan olehnya?
Ada perasaan yang sulit digambarkan hadir di hati Sander. Walau tanpa cinta tapi, Lia telah bertahun-tahun menjadi bagian yang selalu menyenangkan bagi Sanderr. Gadis itu benar, dia selalu ada ketika Sander membutuhkannya.
Surat undangan itu terlihat seperti salam perpisahan. Tentu saja, Sander tidak akan menyentuh wanita yang menjadi istri orang. Dia mungkin cukup gila dengan semua hasratnya. Tapi, Sander tidak akan melakukan sesuatu yang menginjak harga diri orang lain.
"Siapa Lia?"