Sander menuntun Wuri naik ke lantai atas di mana kamar mereka berdua berada. Sampai didepan pintu kamar Wuri.
"Selamat beristirahat, ya,"ucap Sander ketika keduanya berdiri di depan pintu kamar Wuri. Sambil mengecup pucuk kepala Wuri. Tatapan Sander pada gadis itu begitu penuh cinta. Tanpa Sander sadari, dia telah memuja Wuri jauh dari sebelumnya. Kepribadian Wuri membuat Sander begitu terpesona.
"Kamu juga,"
"Karena aku hari ini telah banyak berbuat baik dan menjadi pria baik, aku rasa, aku berhak atas ucapan terima kasih. Bukan begitu?" Sander tersenyum. Baru kali ini dia begitu gugup memita sebuah ciuman dari seorang wanita.
Wajah Wuri bersemu merah. Sepanjang hari ini, entah berapa kali mereka berciuman di dalam mobil. Wuri yang semula begitu kaku berhadapan dengan bibir Sander, sekarang bahkan sudah menjadi ahli. Tapi, mereka berdua seolah tidak puasnya memadu api cinta yang sedang membara.