Berita yang buruk untuk datang ke acara pertemuan keluarga besar Raesha. Sekarang, malah ada satu orang yang sedang duduk di sofa ruangan Allesio saat Allesio dan Yasa baru saja datang ke perusahaan.
Tidak, ada satu orang lagi, seorang wanita yang berdiri di dekat sana sambil menundukkan kepalanya.
Allesio mengenal dengan baik siapa laki-laki yang berada di sofa ruangan itu. Bahkan ia sudah siaga karena kedatangan orang itu.
"Selamat pagi, Pak Allesio Aten Raesha!" Mata itu menatap sinis ke arah Allesio. Tangan yang berjalin di depan dada laki-laki itu benar-benar memperlihatkan keangkuhan yang sangat.
Allesio mencoba untuk menahan dirinya. Lagian, laki-laki ini tak akan berani melakukan apapun kepadanya.
Tapi, sebenarnya, bukan itu masalahnya. Allesio merasakan ketakutan yang sangat. Lukanya saat masih kecil belum hilang hingga detik ini. Saat semua anak dari keluarga Raesha menatapnya sinis, mengejek, menuduh bahkan memukulinya.