Seorang peri cantik dengan surai menjuntai menutupi punggungnya dengan ikatan tinggi menyambut Fargo dan Fin saat keduanya baru saja di tiba di salah satu Locus Jamur yang terlihat berbeda dengan Locus jamur lainnya.
"Kita sudah sampai," ucap Fin pada Fargo dan segera menurunkan pemuda itu di teras sebuah Locus Jamur yang tampak tak bisa itu,jika Locus jamur yang lain menggunakan jamur yang sehat dan segar kemudian di beri sihir agar tetap bertahan lama maka Locus jamur kali ini justru sebaliknya,Locus jamur milik Hira justru terbuat dari jamur layu dengan warna kecoklatan dan terlihat sedikit berantakan.
"Akhirnya kalian tiba,segeralah masuk,aku harus pergi ke kebun Mel untuk mengambil biji," ucap Hira tampak bersiap.
"Apa kau kehabisan biji Mel??' tanya Fin memastikan.
"Ya,kau bilang kita akan membuat ramuan fons bukan? aku hanya memiliki sedikit biji Mel jadi aku harus mengambilnya lagi," terang Hira.
"Biar kami saja yang mengambilnya,"ujar Fin menawarkan bantuan.
"Tidak perlu,karena ada beberapa bahan lain juga yang harus kudapatkan di tambah lagi aku harus mampir ke Vallos land untuk mendapatkan Pie Vitrus," ujar Hira panjang lebar membeberkan kemana saja ia akan bersinggah hari itu.
"Itu mudah,serahkan saja pada kami,kau adalah tuan rumah, bagaimana bisa kau malah meminta tamu untuk menjaga rumahmu,aku dan Fargo akan melakukan semuanya,jadi tetaplah dirumah dan siapkan peralatan untuk membuat ramuan fons setelah kami kembali,bukankah kau juga ingin tahu cara untuk mendapatkan bahan untuk ramuan sihir Fargo??" tanya Fin sembari sedikit melirik tajam kearah Fargo.
"Oh,tentu aku..aku sangat tertarik untuk pergi mencari bahan ramuan sihir," sahut Fargo dengan wajah paniknya.
"Percayalah pada kami Hira," imbuh Fin masih berusaha meyakinkan peri cantik itu.
"Baiklah aku setuju karena kalian memaksa,jadi tolong bawakan ini untukku," ucap Hira sembari menyerahkan selembar daun kering berisi abjad yang tak dimengerti oleh Fargo.
"Apa yang tertulis disana??' tanya Fargo merasa penasaran,
"ini adalah daftar bahan ajaib yang dibutuhkan oleh Hira untuk membuat ramuan sihir,sepertinya kita harus bekerja keras kali ini," ucap Fin sembari menggendong keranjang dari anyaman akar milik Hira dan memasukkan daun kering tadi kedalam lipatan bajunya.,Fin tak menjelaskan bahan apa saja yang akan mereka cari hari itu maka Fargo hanya mengikuti ajakan Fin.
Fargo merasa sedikit cemas saat mendengar Fin berkata bahwa mereka akan bekerja keras hari itu,Fargo berusaha mengusir pikiran buruknya agar ia tak merusak tugas mereka dari Hira saat ini.
"Pertama-tama kita akan menuju kebun buah Mel terlebih dahulu," terang Fin membuat Fargo tampak tak senang.
"Apa kita akan memetik buah??"
"Tentu tapi hanya beberapa yang tertua dan kita harus mendapatkan bijinya," sambung Fin lagi,
"Semudah itu??" tanya Fargo, meremehkan,sementara Fin hanya memutar bola matanya malas menanggapi kesombongan pemuda itu karena kenyataannya Fargo pernah nyaris gila karena buah Mel yang dimakan olehnya ketika baru saja tiba di Nhympodora.
"Sepertinya tugas ini sangat cocok untukmu,aku akan menunggumu di pondok tulip sementara kau pergilah mencari buah Mel tua,buah Mel tua berwana sedikit jingga dengan ukuran lebih kecil dibandingkan dengan buah Mel lainnya,dan yang harus kau ingat buah Mel tua dengan biji yang kita butuhkan memiliki kulit buah membentuk sosok wajah pria tua,jika kau menemukannya segeralah memetiknya dan bawa buah itu padaku," terang Fin panjang lebar sembari menjelaskan detail buah Mel yang mereka butuhkan.
"Kenapa harus aku?bukankah kita datang bersama kenapa kau tak membantuku memetik buah itu??" tanya Fargo yang mendadak merasa cemas.
"Karena kita haya memerlukan 2 buah saja dan buah Mel tua tak bisa memberimu pengaruh ilusi seperti buah Mel matang lainnya,jika kau keberatan maka kita bertukar posisi saja,aku yang akan pergi memetik buah dan kau harus berusaha merayu buah Mel agar ia bersedia memberi biji-biji sihirnya pada kita,"
"Astaga apa tak ada pilihan yang lebih mudah??" gerutu Fargo ,mulai merasa keberatan.
"Kalau begitu pulanglah pada Bonum dan katakan padanya bahwa kau mundur dari latihan ini,aku yakin dia akan segera melemparmu ke lembah kelabu," ucap Fin sedikit mengancam.
"Baiklah aku yang akan memetiknya,hanya dua saja bukan?" tanya Fargo memastikan.
"Ya hanya dua,bersiaplah kita akan segera tiba," Fin segera terbang rendah saat mereka tiba di kebun buah Mel yang seketika menebarkan aroma glukosa yang cukup kuat.
"Ngomong-ngomong apa buah Mel tua ada di setiap pohon??"
"tidak,buah Mel tua biasanya terdapat di pohon yang buahnya paling lebat namun karena warnanya berbeda dan mencolok kau akan mudah menemukannya,jangan berusaha mengumpat atau menghina di hadapan buah Mel meski di dalam hatimu,atau kau akan di serang oleh mereka," Fargo yang sudah mulai memasuki kebun buah Mel seketika menghentikan langkahnya dan berbalik kearah Fin, "Kenapa kau tak mengatakannya sejak awal,?" ujar Fargo menjadi ragu.
"Apa kau akan menolak tugas ini jika kau mengetahuinya sejak awal,kuberitahu kau kawan Bonum jauh lebih mengerikan daripada buah Mel," sambung Fin mencoba meyakinkan Fargo agar melanjutkan langkahnya.
Pemuda itu mendengus kesal ia mulai kembali melangkah,menyusuri ratusan hektar kebun buah Mel yang di tumbuhi pohon menyerupai pohon ek berukuran pendek,buah Mel yang berwarna kebiruan terlihat mengkilap terkena sinar matahari.
Mata Edgar terus menelisik ke siap pohon buah Mel untuk mencari buah Mel tua dengan warna jingga, "Kupikir takkan sesulit ini menemukannya,semua pohonnya berbuah lebat," Fargo mulai menggerutu,sifat buruknya mulai muncul dengan sendirinya Fargo adalah orang yang mudah mengeluh dan gemar mengumpat itulah mengapa sihir terkuat pemuda itu berad di mulutnya.
Buah Mel yang matang menggantung lebat dan siap panen,aroma seperti madu tercium begitu pekat dari ratusan buah itu,Fargo ingat petunjuk Fin bahwa Mel tua berada di tengah-tenah gerombolan buah Mel lainnya,emuda itu mulai menyibak daun dan beberapa buah yang menggelantung rimbun.
"Tch.." dia hampir mengumpat namun pesan fin kembali diingatnya bahwa ia tak diijinkan mengumpat meski di dalam hati karena umpatannya bisa membangkitkan sihir ilusi dari buah Mel.
Kilauan warna jingga mengusik netranya Fargo menatap antusias kearah buah berwarna jingga menyala itu seperti yang dikatakan Fin ukuran buah Mel tua terlihat lebik kecil,tanpa menunggu lama Fargo segera meraih buah itu namun saat ia memutar buah tersebut agar terlepas dari tangkainya,sebuah wajah pria tua menatapnya dari permukaan buah Mel,nafas Fargo tercekat,"siapa kau?siapa yang mengijinkan mu memetikku?"
"Aku..ak..aku Fargo,Fin yang memberiku perintah,jika kau ingin mengamuk,maka mengamuklah padanya",wajah tua di permukaan bua Mel semakin menatappnya tajam, "apa kau yang bernama Madah?" tanya buah mel tua memastikan.
"Ya,kau bisa menyebutku begitu meski aku tak menyukai nama konyol itu,jadi kumohon patuhlah sebentar saja,aku benar-benar harus membawamu pada Fin,"
Tiba-tiba gerombolan buah Mel lainnya bergetar cepat dan dalam hitungan detik wajah mereka muncul secara ajaib,fargo terperangah,pemuda itu memundurkan langkahnya perlahan,"Oh tidak ini buruk," fargo memutar arah dan memacu langkahnya ia berusaha berlari keluar dari rimbunan jajaran pohon buah mel,hal yang sama pun terjadi,fargo melihat ratusan buah Mel menggelinding mengejar dirinya.
"Aaagghhh,tolong!!! Mereka mengejarku!!! Pekik fargo sembari terus berlari matanya mencoba memindai sekeliling dengan cepat ia mencari jalan menuju pondok tulip namun entah bagaimana tak ada jalan disana ia hanya di kepung oleh pepohonan Mel,kakinya terasa benar-benar letih untuk berlari Fargo tersungkur diatas rerumputan,tiba-tiba ia mendengar suara Fin, "Tenanglah itu hanya ilusi," nafas pemuda itu semakin tak beraturan kala dia melihat ratusann buah Mel itu menyerbu kearahnya,
"Obvolvere!!"
"Oooshhhh" segerombolan buah yang mengejarnya tiba-tiba menghilang,Fargo masih menutupi wajahnya dengan sebelah tanyannya saat Fin menepuk bahunya.
"Tidak,tidak lagi,kumohon aku hanya mengikuti perintah Fin," ucap fargo ketakutan.
"Hahaha kau terjebak ilusi lagi rupanya," ujar Fin yang kali ini menyadarkan Fargo bahwa pemuda itu sudah masuk kedalam sihir ilusi buah Mel.
"Kau?!! Bagaimana kau bisa kemari??aku bahkan tak menemukan jalan menuju pondok tulip," ungkap Fargo sembari mengatur nafasnya yang tersengal.
"Aku mendengar teriakanmu jadi aku segera datang kemari semua yang kau lihat dalam ilusi hanya tipuan sejak tadi kau hanya duduk disini sambil teru berteriak, "terang Fin membuat Fargo semakin tertegun.
"Lalu bagaimana buahnya?" tanya Fargo yang teringat bahwa ia masih belum berhasil memetik buah Mel nya tadi.
"Lihat,sudah kudapatkan, dua sekaligus," ucap Fin dengan santai seakan tak peduli bahwa jantung Fargo masih berdetak hebat karena panik.
"Sekarang kita akan mencari bahan kedua,yaitu akar pohon Mandevila,pohonnya banyak tumbuh di perbatasan Nhympodora dan Vallos Land," terang Fin sembari memasukan 2 buah Mel tua kedalam keranjang yang di bawanya.
"Apa kita tak mengambil biji buah mel nya terlebih dulu?" tanya fargo.
"Kita bisa melakukannya di kebun mandevila nanti,sebentar lagi para Thormen akan datang kita harus bergegas meninggalkan tempat ini," ujar Fin dengan tatapan serius sembari mengulurkan tangannya pada Fargo untuk membantu pemuda itu bangkit dari duduknya.