Ratu mengangkat tangannya. Meminta agar Maya menghentikan ocehannya. Kepalanya terasa pening sedari tadi mendengar Maya mengoceh tak henti.Jemari lentiknya terus memijat kening.
Sudah lebih dari setengah jam Maya terus mengeluarkan suaranya. Kalimat-kalimat sarkas dan juga menghakimi. Wanita itu seolah tak merasa lelah. Suaranya bahkan tak berubah serak.
Membuat Ratu sesekali melirik ke arah meja. Tempat dimana minuman dingin telah dihidangkan. Gelas miliknya masih penuh. Karena Ratu menjadi tidak berselera untuk minum. Sedangkan milik Maya sudah habis.
Mungkin Maya merasa tenggorokannya kering setelah mengeluarkan suara-suara yang kencang.
Jika saja apa yang keluar dari mulut Maya baik. Masalahnya, maya sepertinya lupa cara bicara yang baik dan menghormati orang lain. Maya bicara seenaknya tanpa peduli bagaimana perasaan lawan bicaranya. Membuat Ratu merasa enggan untuk mendengarkan Maya lebih lama.